Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kampung Pulo Ceritakan Enaknya Tinggal di Rusun

Kompas.com - 21/08/2015, 19:41 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Meski harus meninggalkan rumah lama di permukiman Kampung Pulo, sebagian warga tampak bersemangat pindah ke tempat tinggal barunya di Rusunawa Jatinegara Barat. Salah satunya adalah Fatimah yang merasakan perbedaan tinggal di rusun ini.

"Awalnya juga saya takut enggak betah apa gimana. Namanya tempat baru kan. Tetapi, nginep semalem, ternyata enak," ujar Fatimah di Rusunawa Jatinegara Barat, Jumat (21/8/2015).

Sebelumnya, Fatimah bercerita terlebih dahulu mengenai kondisi rumahnya yang digusur kemarin. Tempat tinggalnya di Kampung Pulo adalah rumah kecil yang sederhana dan semipermanen.

Ukurannya juga lebih kecil daripada rusun yang dia dapat saat ini. Saat musim hujan, banjir menjadi hal mutlak terjadi di rumahnya.

"Saya mah dari kecil sudah ngerasain banjir, orang saya yang sering nyerokin air di rumah kalau banjir," ujar Fatimah.

Saat rumahnya digusur dan dia sekeluarga diharuskan pindah ke rusun, Fatimah sempat menolak. Dia khawatir tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

Terlebih lagi, dia masih tinggal bersama ibunya. Dia takut sang ibu tidak betah tinggal di rusun itu. Akan tetapi, Fatimah tidak mempunyai pilihan lain.

Membeli rumah atau mengontrak adalah hal yang belum bisa dilakukan oleh Fatimah untuk keluarganya. Akhirnya, dia pun mencoba untuk pindah ke rusun.

Kesan pertama yang dia dapat setelah masuk ke dalam rusun adalah tempatnya yang bersih. Fatimah langsung merasa nyaman dengan situasi itu. (Baca: Warga Kampung Pulo yang Pindah ke Rusunawa Jatinegara Barat Terus Bertambah)

Kamar yang tersedia juga cukup untuk dia yang hidup bersama ibu, suami, serta dua anaknya. Memang, ruang memasak yang ada di unit itu sangat terbatas.

Letaknya juga digunakan bersama-sama dengan ruang tamu dan yang lain. Akan tetapi, hal itu tidak terlalu dipermasalahkan Fatimah.

Sebab, sejak masih tinggal di Kampung Pulo, dia terbiasa membeli makanan jadi. "Enaknya juga di sini enggak ada tikus. Di tempat saya yang lama banyak tikusnya," ujar Fatimah.

Selain itu, hal yang paling membuat Fatimah senang tinggal di rusun adalah karena sang ibu ternyata betah tinggal di sana.

Awalnya, sang ibu pernah bercerita kekhawatiran jika tinggal di rusun, seperti kehilangan tetangga dan sulit pergi ke suatu tempat karena masih belum bisa mengoperasikan lift. (Baca: Warga Kampung Pulo: Bawaannya Sudah Takut Saja Tinggal di Rusun)

Akan tetapi, setelah menginap semalam, Fatimah mengatakan ibunya merasa betah. "Kata ibu saya, 'Enak Neng, ibu tidurnya adem.' Kamar kan memang ada jendelanya lumayan besar ya. Kalau sore, angin yang masuk itu sepoi-sepoi banget," ujar Fatimah.

"Ada balkon juga walau kecil kan. Bisa lihat pemandangan Jakarta dari atas sini," kata dia. Meski demikian, dia tidak menampik ada hal-hal yang tidak mengenakan tinggal di rusun ini.

Salah satu hal tidak enak yang paling dia rasakan adalah akses naik dan turun di dalam rusun. Meski rusun memiliki lima lift, Fatimah harus menunggu lift tiba dalam waktu yang lama.

Belum lagi, saat tiba, lift dalam keadaan yang hampir selalu penuh. "Apalagi waktu masih banyak yang pindahan kaya sekarang. Kalau enggak perlu-perlu amat di kamar saja deh. Bedanya sama rumah yang dulu kan kalau mau keluar ya tinggal buka pintu saja," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Megapolitan
Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Megapolitan
Pedagang Pigura di Jakpus 'Curi Start' Jualan Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Jakpus "Curi Start" Jualan Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Megapolitan
Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai 'Cutter' juga Lukai Warga Rusun

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai "Cutter" juga Lukai Warga Rusun

Megapolitan
Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Megapolitan
Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com