Sekejap, kawasan dalam Monas yang tadinya senyap menjadi ramai oleh para buruh. Area pohon rindang pun menjadi tempat favorit untuk bersantai, beribadah, maupun menyantap nasi bungkus sebelum melanjutkan aksi. Terlebih bus mereka yang membawa konsumsi pun diparkir di dalam kawasan Monas.
"Istirahat dulu, kebetulan saya juga belum pernah ke dalam Monas. Mau liat-liat dan berfoto juga," sebut Esti, seorang buruh pabrik dari Karawang, Selasa (1/9/2015).
Tak hanya para buruh, sejumlah pedagang kaki lima juga tampak leluasa memasuki kawasan dalam Monas. Mereka menjajakan air mineral, minuman ringan, es krim, rokok hingga gorengan.
Namun para pedagang tidak membawa gerobak, melainkan hanya bermodal kantong plastik maupun ember besar untuk menampung dagangannya.
"Kalau bawa gerobak ya pasti dicegatlah sama Satpol PP, tapi kalau bawa gendongan kayak gini enggak kelihatan soalnya tadi kan ramai buruh yang masuk, kita masuk bareng mereka," kata Nila, salah satu pedagang air mineral yang berhasil masuk ke dalam kawasan Monas.
Sementara itu, sebagian buruh lain terus melakukan orasi di depan Istana Negara. Namun mereka hanya bisa berada di sepanjang jalan Medan Merdeka Utara karena halaman luar pagar Istana telah dipagari menggunakan kawat berduri sepajang 200 meter oleh petugas kepolisian.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.