"Jadi bahan bakar pembangkit listriknya nanti, berasal dari gas. Dengan bahan bakar gas, kami bisa berhemat sampai 35 persen. Untuk sementara, kami menyiapkan sejumlah unit generator ini sebagai cadangan listrik kalau listrik padam. Tetapi tidak tertutup kemungkinan akan kami terapkan secara permanen. Ya nanti kita lihat hasil surveinya," ucapnya.
Pada bagian lain Kusmedi mengatakan, kekhawatiran BPK mengenai kesiapan Pemprov DKI menyediakan tenaga kerja RS, tidak beralasan. Sebab, perbandingan antara penawaran dan permintaan tenaga kerja kesehatan di Jakarta masih jauh lebih banyak penawarannya.
"Kalau di Papua, mungkin kita perlu khawatir," tuturnya.
Ia tidak sependapat dengan tuntutan BPK agar Pemprov DKI melaporkan usulan lebih lengkap dari sejak membeli lahan, membangun gedung, sampai ke kesiapan tenaga kerjanya.
"Ya kan mesti bertahap. Survei dulu, baru beli lahan lalu dilaporkan. Beli lahan selesai survei lagi buat mempersiapkan pembangunan gedung, dilaporkan lagi. Pembangunan gedung mulai berjalan, kami baru menyiapkan tenaga kerjanya, lalu dilaporkan lagi. Ya tahap demi tahap dong. Enggak bisa sekaligus satu paket dan enggak mungkin," ujar Kusmedi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.