Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandi-Sani Pasangan Potensial, tetapi Tak Mudah Lawan Ahok

Kompas.com - 07/09/2015, 10:58 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Melalui media sosial belakangan ini, beredar sebuah foto yang menyandingkan pengusaha muda Sandiaga Uno dengan Triwisaksana atau Sani untuk maju dalam Pemilihan Gubernur DKI 2017 mendatang.

Meski belum dipastikan mereka akan maju, pasangan ini dinilai mampu menjadi lawan yang potensial berhadapan dengan Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama, yang berencana kembali mencalonkan diri sebagai gubernur DKI.

Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari memandang, Sandi dan Sani memiliki reputasi yang bagus. Sandi dikenal sebagai pengusaha sukses dan Sani memiliki kinerja yang baik selama menjabat sebagai pimpinan DPRD DKI Jakarta. Dengan latar belakang seperti itu, bisa menjadi hal yang menarik bagi warga Jakarta yang menyukai sosok pemimpin yang bersih dan mau bekerja.

"Pengusaha sukses bisa bilang, saya mau kerja mengabdikan diri untuk Jakarta, bukan untuk motivasi yang lain. Mereka akan jadi alternatif pasangan yang potensial," kata Qodari saat dihubungi Kompas.com, Senin (7/9/2015).

Terlepas dari dua sosok yang disebut akan maju itu, jika partai pengusungnya benar dari Gerindra dan PKS, juga bisa jadi kekuatan tersendiri. Menurut Qodari, PKS memiliki kekuatan yang besar di Jakarta. Kerja mesin politik PKS sendiri terbukti ketika pemilihan kepala daerah dengan kandidat gubernur Fauzi Bowo melawan Adang Daradjatun, tahun 2007.

Meski demikian, Qodari menganggap pengaruh Ahok di DKI Jakarta masih besar. Kelebihan yang dimiliki Ahok dibanding Sandi adalah soal pengalaman bekerja dan kinerja sebagai seorang kepala daerah.

"Tidak mudah mengalahkan Ahok. Kinerja dan kualitasnya sebagai kepala daerah sudah terbukti. Itu yang belum terlihat di Sandi. Ya, kalau benar Sandi-Sani maju, akan serulah," ujar Qodari.

Karakteristik pemilih di DKI Jakarta, disebut Qodari, lebih banyak yang rasional. Pemilih sudah bisa menentukan mana pemimpin yang bisa diandalkan dan mana yang tidak. Berbeda dengan di daerah lain, yang sifat pemilih masih lebih bersifat emosional atau bukan atas dasar sejumlah pertimbangan kemampuan dan kinerja calon kepala daerah tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Betolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Betolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com