Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Tiga Hari Penertiban Ribuan Bedeng Kolong Tol Wiyoto Wiyono Belum Tuntas

Kompas.com - 10/09/2015, 15:05 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ribuan bedeng sekaligus kios liar di bawah Kolong Tol Wiyoto Wiyono, sebelah Jalan Lodan, Pademangan, Jakarta Utara belum tuntas ditertibkan petugas Satpol PP gabungan, sejak Selasa (8/9/2015) lalu.

Namun, Kasatpol PP DKI, Kukuh Hadi Santoso membantah upaya penertiban kios liar di kawasan Kampung Bandan, Ancol, Pademangan tersebut mengalami kendala.

"Penertiban ini sudah sejak tiga hari lalu. Sejauh ini, enggak ada kendala. Cuma barang-barang yang ditertibkan memang ada banyak," kata Kukuh di lokasi penertiban, Kamis (10/9/2015).

Menurut Kukuh, penertiban terhadap ribuan bedeng semi permanen itu dilakukan di sepanjang kolong tol sejauh tiga kilometer.

Pantauan Kompas.com, kolong tol tersebut dibatasi berdasarkan delapan pilar yang menyangga jalan utama setinggi empat meter.

Celah antara deretan delapan pilar ke deretan berikutnya selebar empat meter, dijadikan tempat usaha warga yang mayoritas suku Madura tersebut.

Beberapa tumpukan kayu kaso, palet, ban dan benda lainnya menumpuk di sana. Tak sedikit juga dijumpai perkakas lain yang memenuhi kios dadakan kreasi warga tersebut. Mulai dari karung-karung bekas, plastik bekas, hingga peti-peti kayu balok.

Rentan kebakaran

Material yang didominasi kayu tersebut menjadi alasan kolong tol harus ditertibkan. Sebab, material tersebut mudah terbakar dan menyebabkan kerusakan fatal pada konstruksi bangunan tol.

"Ini juga sebagai langkah pencegahan. Jangan sampai terjadi kasus seperti yang di kolong tol bandara. Karena ada banyak kayu, mudah terbakar, dan bisa merusak tol," ujarnya.

Selain berpotensi menyebabkan kebakaran, kios liar tersebut dianggap sebagai sarang penyakit dan berpotensi menjadi daerah rawan kriminalitas.

"Nantinya akan dibuat taman, biar kesannya tidak kumuh. Termasuk sarana olahraga, sekaligus kita bikin juga kantong air," ujar Kukuh.

Ditolak warga

Penolakan pun sempat disampaikan para pemilik kios. Mereka beralasan, jika kios ilegal tersebut ditertibkan, otomatis mata pencaharian mereka pun ikut lenyap.

"Penolakan ada sedikit. Tetapi, karena mereka merasa salah, akhirnya mundur juga. Mereka tidak tinggal di sini (kolong tol). Cuma buat kios jualan doang," ujar Kukuh.

Sebanyak 200 personel Satpol PP dan Pekerja Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) dikerahkan untuk menertibkan bedeng tersebut. Kukuh menjamin, jika penertiban tersebut tidak akan molor lagi hingga beberapa hari ke depan.

"Saya sudah tegaskan, hari ini selesai. Jadi, kita bisa lakukan penindakan selanjutnya," ucap Kukuh yakin.

Ratusan ton sampah

Imbas dari penertiban tersebut menyisakan tumpukan sampah yang menggunung. Kepala Suku Dinas Kebersihan (Kasudinsih) Jakarta Utara, Bondan Diah Ekowati, mengatakan ada 120 ton sampah hasil bongkaran bedeng liar di kolong tol tersebut.

Sudin Kebersihan Jakarta Utara mengerahkan 30 petugas kebersihan dan 10 unit truk berukuran besar. Termasuk dua alat berat pengeruk sampah.

"Total sampah sisa bongkaran yang diangkut sebanyak 120 ton. Rinciannya 12 ton per truk sampah untuk dibuang ke lokasi pembuangan sementara di Kemayoran, Jakarta Pusat," kata  Bondan.

Akan dipagari

Kasatpol PP Jakarta Utara, Iyan Sofyan Hadi, meyakini para pemilik kios tidak akan kembali setelah ditertibkan. "Kalau (warga) datang lagi, ya kita tertibkan lagi. Kuat-kuatan saja," ujar Iyan.

Selain itu, lanjut Iyan, jajarannya juga akan melibatkan operator tol Cipta Marga Nusantara Persada (CMNP) agar dapat melakukan langkah preventif kembalinya para pemilik kios ke kolong tol yang telah ditertibkan.

Salah satunya dengan pemagaran, pembuatan ruang terbuka atau Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) atau Ruang Terbuka Hijau (RTH).

"Sudah kita usulkan ke CMNP untuk buatkan pagar, RPTRA atau RTH. Kalau ada penanaman pohon, kawasan tersebut jadi indah, aman dan tertib. Mereka (warga) juga enggan kembali. Mudah-mudahan CMNP peduli. Karena kolong tol ini kan milik kita bersama," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' ke RS Polri

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" ke RS Polri

Megapolitan
Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Megapolitan
Sebelum Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Sebelum Toko "Saudara Frame" Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Megapolitan
Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Megapolitan
Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik 'Saudara Frame' Tinggal di Lantai Tiga Toko

Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik "Saudara Frame" Tinggal di Lantai Tiga Toko

Megapolitan
Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com