Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Bubarkan IPDN, Ahok Didatangi Alumnus Sore Ini

Kompas.com - 14/09/2015, 06:55 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dijadwalkan bertemu alumnus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) atau Dewan Pengurus Nasional Ikatan Keluarga Alumni Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan (DPNIKAPTK), Senin (14/9/2015) sore ini. Berdasarkan agenda yang diumumkan oleh pihak humas Pemprov DKI, pertemuan di antara kedua belah pihak dilakukan pada pukul 15.30 di Ruang Tamu Gubernur, Balai Kota. 

Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari surat yang dilayangkan Ketua IKAPTK Djohermansyah Djohan. Beberapa waktu lalu, Djohermansyah mengaku ingin bertemu dan mendengar langsung alasan-alasan pembubaran IPDN dari Basuki. Sebab, selama ini, pernyataan Basuki itu hanya beredar di media. Melalui pertemuan itu, pihak IKAPTK bisa mengetahui dasar usulan pembubaran IPDN kepada Presiden Joko Widodo.

"Masalah ini bisa diselesaikan dengan cara kekeluargaan, dengan cara terhormat, bukan dengan cara yang lain," ujar Djohermansyah, yang juga menjabat sebagai Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri tersebut. 

Basuki sebelumnya mengusulkan pembubaran IPDN kepada Jokowi ketika blusukan bersama ke Jakarta Utara, Kamis (3/9/2015). Pernyataan itu diungkapkan ke media pada Jumat (4/9/2015) ketika melantik ratusan pejabat tinggi pratama, administrator, dan pengawas di lingkungan Pemprov DKI Jakarta.

Usulan itu seiring dengan terbitnya Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Menurut aturan tersebut, pemerintah daerah boleh merekrut pegawai negeri sipil (PNS) dari mana pun, baik itu perusahaan swasta, maupun TNI/Polri. Saat melantik ratusan pejabat pada Jumat (11/9/2015) lalu, Basuki kembali menyentil IPDN.

"Ini enggak adil. Lulusan IPDN tiba-tiba otomatis langsung lolos jadi CPNS (calon pegawai negeri sipil). Padahal, hasil kerjanya belum tentu baik. Kalau mau bertanding, lebih baik dibikin seperti STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) untuk menjadi akuntan," kata Basuki. 

Menurut dia, untuk menghasilkan PNS yang baik dan potensial, pemerintah tidak harus menggembleng siswanya ala militer di IPDN. Bahkan, dia melanjutkan, perusahaan swasta dan TNI/Polri mampu menyediakan PNS yang baik. Ketika memilih ajudan pun, Basuki menegaskan tidak akan menunjuk alumnus IPDN. Sejak menjabat sebagai Bupati Belitung Timur, Basuki lebih memilih aparat kepolisian untuk direkrut menjadi ajudannya.

Lebih lanjut, ia juga meminta para PNS DKI, khususnya yang menjadi pamong, untuk tidak 'menjaga' sesama alumnus IPDN.

"Saya tahu nih ada (oknum) yang suka korps dan kumpul-kumpulin duit. Ya sudah, (IPDN) bubar saja deh. Saya enggak tahu pikiran beliau (Jokowi) apa, tetapi kalau menurut saya, (IPDN) enggak perlu ada," ucap pria yang biasa disapa Ahok itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puluhan Warga di Bogor Diduga Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia

Puluhan Warga di Bogor Diduga Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsu Dollar AS, Satu Pelaku WNA

Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsu Dollar AS, Satu Pelaku WNA

Megapolitan
Deklarasi Jadi Cawalkot Depok, Supian Suri Ingin Berikan Kebijakan yang Baik untuk Warga

Deklarasi Jadi Cawalkot Depok, Supian Suri Ingin Berikan Kebijakan yang Baik untuk Warga

Megapolitan
Mediasi Berhasil, Eks Warga Kampung Bayam dan Jakpro Sepakat Berdamai

Mediasi Berhasil, Eks Warga Kampung Bayam dan Jakpro Sepakat Berdamai

Megapolitan
Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Megapolitan
Kronologi Polisi Dibacok Saat Bubarkan Remaja yang Hendak Tawuran

Kronologi Polisi Dibacok Saat Bubarkan Remaja yang Hendak Tawuran

Megapolitan
Panitia HUT Ke-79 RI Siapkan 2 Skenario, Heru Budi: Di Jakarta dan IKN

Panitia HUT Ke-79 RI Siapkan 2 Skenario, Heru Budi: Di Jakarta dan IKN

Megapolitan
Berkenalan Lewat Aplikasi Kencan, Seorang Wanita di Jaksel Jadi Korban Penipuan Rp 107 Juta

Berkenalan Lewat Aplikasi Kencan, Seorang Wanita di Jaksel Jadi Korban Penipuan Rp 107 Juta

Megapolitan
Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Megapolitan
Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Megapolitan
Bubarkan Remaja Tawuran, Polisi Malah Kena Bacok di Kembangan

Bubarkan Remaja Tawuran, Polisi Malah Kena Bacok di Kembangan

Megapolitan
Ketua RT di Jatiasih: Kalau Kawat Tidak Bolong, Anak-anak Aman Main di JPO

Ketua RT di Jatiasih: Kalau Kawat Tidak Bolong, Anak-anak Aman Main di JPO

Megapolitan
Polisi Dalami Kedekatan Ibu di Tangsel dengan Pemilik Akun FB yang Perintahkan Cabuli Anak

Polisi Dalami Kedekatan Ibu di Tangsel dengan Pemilik Akun FB yang Perintahkan Cabuli Anak

Megapolitan
Ada Logo Pemprov DKI di Poster Duet Budisatrio-Kaesang, Heru Budi: Saya Tanya Biro Hukum

Ada Logo Pemprov DKI di Poster Duet Budisatrio-Kaesang, Heru Budi: Saya Tanya Biro Hukum

Megapolitan
Bocah Tewas Jatuh dari Jembatan, Jasa Marga Minta Warga Tak Main di Area JPO dan Tol

Bocah Tewas Jatuh dari Jembatan, Jasa Marga Minta Warga Tak Main di Area JPO dan Tol

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com