Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kalau Beli dari Bulog, Itu Namanya Bukan Menguasai"

Kompas.com - 14/09/2015, 15:02 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PD Pasar Jaya mengajukan penyertaan modal pemerintah (PMP) sebesar Rp 450 miliar kepada Pemerintah Provinsi DKI. Dengan modal tersebut, mereka ingin merevitalisasi 20 pasar rakyat di Jakarta yang saat ini sudah mengalami banyak kerusakan.

"Perlu kami jelaskan pasar rakyat ini masih dibutuhkan masyarakat tapi perlu dibenahi. Sebagian besar pedagang di pasar-lasar itu kemampuannya menengah ke bawah. Jadi kami butuh PMP ini untuk renovasi, Pak," ujar Direktur Utama PD Pasar Jaya Lutfi Rahman di gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Senin (14/9/2015).

Lutfi menjelaskan, dengan PMP tersebut renovasi pasar juga bisa dilakukan menyeluruh dan meringankan beban pedagang. Sebab, PD Pasar Jaya bisa membebaskan uang sewa bangunan terhadap pedagang.

Seorang anggota Badan Anggaran DPRD, Tandanan Naulay, kemudian bertanya kepada Lutfi mengenai program pengembangan distribusi dan retail argo. Program tersebut bertujuan menguasai satu komponen dagang sampai ke sumbernya. Seperti penguasaan distribusi beras,

Daulay bertanya apakah PD Pasar Jaya bekerja sama dengan petani untuk mendapatkan pasokan beras langsung dari sumber pertama. "Bagaimana caranya supaya bisa menguasai di hulu? Desainnya seperti apa supaya nanti jelas?" ujar Daulay.

Menjawab hal itu, Lutfi mengatakan inti program tersebut bukan berarti PD Pasar Jaya membeli semua pasokan beras langsung ke sumbernya. Namun PD Pasar Jaya tetap menjaga pasokan dengan membeli dari Bulog. "Jadi kami tetap harus sinergi dengan Bulog pak," ujar Lutfi.

Pimpinan Banggar DPRD Mohamad Taufik pun langsung memotong bahwa hal itu menandakan PD Pasar Jaya belum melakukan penguasaan terhadap beras. "Kalau beli dari Bulog, berarti bukan menguasai dong pak. Orang bapak mau beli bukan menguasai," ujar Taufik.

Taufik pun memutuskan untuk menahan terlebih dahulu PMP untuk PD Pasar Jaya sampai mereka memberi kajian soal program penguasaan pangan tersebut. "PMP kita tahan ya, kita minta dulu kajiannya. Kalau beli dari Bulog mah enggak usah susah-susah," ujar Taufik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Diminta Tunjuk Perumnas untuk Kelola Rumah Subsidi agar Tepat Sasaran

Pemerintah Diminta Tunjuk Perumnas untuk Kelola Rumah Subsidi agar Tepat Sasaran

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Rumah Subsidi Pemerintah di Jarah, Pengamat : Bank dan Pemilik Tak Peduli Nilai Bangunan | Calon Pengantin Ditipu WO

[POPULER JABODETABEK] Rumah Subsidi Pemerintah di Jarah, Pengamat : Bank dan Pemilik Tak Peduli Nilai Bangunan | Calon Pengantin Ditipu WO

Megapolitan
Pemerintah Diminta Evaluasi dan Coret Pengembang Rumah Subsidi yang Bermasalah

Pemerintah Diminta Evaluasi dan Coret Pengembang Rumah Subsidi yang Bermasalah

Megapolitan
Kepiluan Calon Pengantin di Bogor Kena Tipu WO, Dekorasi dan Katering Tak Ada pada Hari Pernikahan

Kepiluan Calon Pengantin di Bogor Kena Tipu WO, Dekorasi dan Katering Tak Ada pada Hari Pernikahan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 26 Juni 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 26 Juni 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
Rute KA Jayakarta dan Tarifnya 2024

Rute KA Jayakarta dan Tarifnya 2024

Megapolitan
PKB Harap Kadernya Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, tapi Tak Paksakan Kehendak

PKB Harap Kadernya Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, tapi Tak Paksakan Kehendak

Megapolitan
Cegah Judi Online, Kapolda Metro Jaya Razia Ponsel Anggota

Cegah Judi Online, Kapolda Metro Jaya Razia Ponsel Anggota

Megapolitan
Akhir Hidup Tragis Pedagang Perabot di Duren Sawit, Dibunuh Anak Kandung yang Sakit Hati Dituduh Maling

Akhir Hidup Tragis Pedagang Perabot di Duren Sawit, Dibunuh Anak Kandung yang Sakit Hati Dituduh Maling

Megapolitan
Bawaslu Depok Periksa Satu ASN yang Diduga Hadiri Deklarasi Dukungan Imam Budi Hartono

Bawaslu Depok Periksa Satu ASN yang Diduga Hadiri Deklarasi Dukungan Imam Budi Hartono

Megapolitan
Nasdem Tunggu Arahan Surya Paloh soal Pilkada Jakarta, Akui Nama Anies Masuk Rekomendasi

Nasdem Tunggu Arahan Surya Paloh soal Pilkada Jakarta, Akui Nama Anies Masuk Rekomendasi

Megapolitan
Calon Siswa Tak Lolos PPDB Jalur Zonasi di Depok, padahal Rumahnya Hanya 794 Meter dari Sekolah

Calon Siswa Tak Lolos PPDB Jalur Zonasi di Depok, padahal Rumahnya Hanya 794 Meter dari Sekolah

Megapolitan
Hendak Lanjutkan Koalisi, Parpol KIM Disebut Belum Teken Kerja Sama untuk Pilkada Jakarta

Hendak Lanjutkan Koalisi, Parpol KIM Disebut Belum Teken Kerja Sama untuk Pilkada Jakarta

Megapolitan
Nasdem Harap Kaesang Maju Pilkada Jakarta, Bisa Dipasangkan dengan Anies atau Sahroni

Nasdem Harap Kaesang Maju Pilkada Jakarta, Bisa Dipasangkan dengan Anies atau Sahroni

Megapolitan
Ditanya soal PKS Usung Anies di Pilkada Jakarta, Demokrat Prioritaskan Koalisi Indonesia Maju

Ditanya soal PKS Usung Anies di Pilkada Jakarta, Demokrat Prioritaskan Koalisi Indonesia Maju

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com