Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ahok di Balik Pengangkutan Gunungan Sampah Kali Cipinang

Kompas.com - 16/09/2015, 13:16 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memiliki cerita panjang di balik pengangkutan gunungan sampah di Kali Cipinang yang sudah dibiarkan hingga 30 tahun lamanya.

Basuki mengaku sudah mengetahui kondisi di Kali Cipinang sejak berkampanye menjadi calon wakil gubernur DKI pada Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2012.

Bahkan, ia sempat meneken kontrak dengan warga sekitar untuk menyelesaikan permasalahan sampah yang menggunung di Kali Cipinang. 

"Orang-orang di sana sudah tagih sama saya, 'Mana nih janjinya dari lu masih belum jadi wagub dan kampanye mau beresin sampah.' Pas saya kampanye, saya datang ke situ turun dan itu betul-betul di sana tuh kampungnya turun ke lembah. Saya tanda tangan dan janji beresin sampah di sana lho," kata Basuki di Balai Kota, Rabu (16/9/2015). 

Saat menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI, Basuki mengaku telah menginstruksikan mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Ery Basworo untuk membersihkan sampah Kali Cipinang, tetapi tidak dikerjakan. (Baca: Gara-gara Kandang Kambing, Pengerukan Sampah di Kali Cipinang Dihentikan)

Kemudian, Basuki menginstruksikan mantan Kepala Dinas Kebersihan DKI Unu Nurdin untuk membersihkan gunungan sampah di sana.

"Alasan ngeles-nya panjang banget. Dibilang lewatin bawah tol, lewatin Cipinang, jadi tembusannya susah. Ganti Kepala Dinas PU Manggas Rudy juga alasan harus minta izin pemerintah pusat," kata pria yang biasa disapa Ahok itu. 

Kemudian, Basuki kembali mengganti Kepala Dinas PU dengan Agus Priyono. Ternyata, kinerja Agus masih tidak memuaskan Basuki.

Alasan yang diungkapkan Agus terkait pengangkutan sampah di Kali Cipinang justru lebih banyak, mulai dari kesulitan akses alat berat, kekurangan alat berat, niat sewa alat berat kepada swasta, dan lain-lain.

Akhirnya, Basuki kembali mengganti Kepala Dinas PU oleh Tri Djoko Sri Margianto serta Kepala Dinas Kebersihan oleh Isnawa Adji, tetapi hal itu masih tidak dikerjakan.

"Haduh ya sudah saya minta PPSU (pekerja prasarana sarana umum) saja deh. Tetapi, oknum lurah dan camat juga masih takut karena ormas-ormas juga masih bisa berantem nih. Jadi, saya beli truk sampah dan perintahkan wali kota untuk menjadikan SKPD (satuan kerja perangkat daerah) Dinas PU dan Dinas Kebersihan sebagai kontraktor wilayah," kata Basuki.

Akhirnya, Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardhana beserta lurah dan camat mengangkut gunungan sampah di Kali Cipinang.

Menurut Basuki, penumpukan sampah itu merupakan tahap awal reklamasi sungai. Melalui penumpukan sampah, lama-lama kawasan itu akan tergenang banjir.

"Kemudian, oknum di sana bikin posko, dagang, lama-lama kuasai lahan jadi rumah petak deh. Nah, lurah dulu enggak berani (beresin sampah di Kali Cipinang). Nah, sekarang lurah, camat, sama wali kota, saya tekan kalau enggak berani sikat barang begini, Anda yang saya jadikan staf," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com