"Waktu itu langsung diminta DP Rp. 5.000.000. Kita bilang kita enggak ada uangnya. Selang (beberapa waktu) kemudian katanya ruangan penuh, harus dirujuk, alatnya juga kurang lengkap juga. Padahal, mungkin karena kita orang enggak punya," kata dia.
Uang DP tersebut diminta sebab orangtua Alif tidak memiliki satu pun jaminan kesehatan. Menurut dia, saat akan membuat BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan, orangtua Alif tidak memiliki uang.
"Kan waktu itu mau bikin BPJS, diminta uang Rp 700.000 sama orang puskesmas. Jangankan buat bikin BPJS, buat sehari-hari saja susah," kata Herwin.
Berharap bantuan
Karena tidak memiliki biaya untuk operasi tumor di wajah Alif, orangtua dan keluarga Alif kini berharap Pemerintahan Bekasi maupun pihak-pihak lain dapat memberikan bantuan.
Herwin mendapat keterangan dari pegawai rumah sakit bahwa biaya operasi Alif bisa mencapai Rp 60 juta, bahkan Rp 100 juta.
"Saya minta doanya Muhammad Alif, semoga bisa cepat dibawa ke rumah sakit. Biar ada yang menolong," ujar Wanah, ibu Alif.
Wanah dan Herwin berharap Pemda Bekasi dapat memberikan perhatiannya kepada Alif. Sebab, Alif sangat membutuhkan bantuan segera.
"Kita harapkan peran pemerintah daerah bisa sungguh-sungguh membantu. Jangan sampai pemerintah seolah tutup mata," kata Herwin.
Hingga saat ini, Dinas Kesehatan Pemda Bekasi baru datang untuk mendata kondisi Alif. Namun, belum ada keterangan lanjutan dari pihak Pemkot.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.