Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sodetan Ciliwung-KBT Dimulai Awal November

Kompas.com - 16/09/2015, 20:44 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Jakarta Timur melakukan sosialisasi terhadap warga Bidaracina terkait pengerjaan proyek sodetan Ciliwung-Kanal Banjir Timur (KBT), Rabu (16/9/2015). Dalam sosialisasi yang dilakukan di Kantor Camat Jatinegara tersebut, warga diberitahu awal November 2015 nanti proyek sodetan di sisi inlet harus dimulai.

Hal ini disampaikan Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Jakarta Timur, Sofian Taher.

Menurut Sofian, proyek yang seharusnya berjalan September ini, terpaksa molor jadi November lantaran masalah pembebasan lahan. "Kami mendapat kemungkinan pertengahan atau awal November itu proyek harus sudah mulai dari inlet-nya. Saya katakan lagi, kemungkinan awal November, suka atau tidak suka, proyek ini harus dilaksanakan," kata Sofian kepada warga dalam sosialisasi.

Sofian mengimbau, warga yang memiliki sertifikat dapat melaporkan kepada pihak kelurahan. Menurut dia, pemerintah akan melakukan penggantian kepada warga yang memiliki surat sah atas lahan setempat.

"Kalau ada bukti kepemilikan dan sertifikat silakan ajukan ke kami untuk diganti pemerintah," ujar Sofian.

Namun, lanjut Sofian, warga yang tidak memiliki surat atau yang menempati lahan negara, maka tidak akan diberikan penggantian.

Sofian mengatakan, hal ini mengacu pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014, yang salah satunya mengatur bahwa tanah negara atau aset BUMN tidak boleh diganti rugi.

"Setiap kegiatan pembangunan untuk kepentingan umum bagi masyarakat yang terkena di lahan negara, tidak akan diganti rugi tetapi akan direlokasi di rusun," ujar Sofian.

Dia meminta warga untuk memahami hal ini. Sebenarnya, menurut Sofian pemerintah daerah berkeinginan untuk melakukan ganti rugi. Tetapi, undang-undang melarang hal itu.

Pejabat Pembuat Komitmen Sungai dan Pantai Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC), Fikri mengatakan, ada sekitar 47 bidang lahan di RW 14 dan 48 bidang lahan di RW 05 yang bakal terkena dampak sodetan.

Ada sekitar 96 bangunan di dua RW itu yang terdampak. Sementara itu, hanya tersisa satu RW lagi yakni di RW 04 Bidaracina yang belum diketahui datanya lantaran warga belum ada kesepakatan dengan warga.

Fikri berharap, warga yang tak memiliki surat-surat dapat bersedia direlokasi ke rusun. "Kita tidak akan meninggalkan Bapak Ibu. Namun memang, kesulitannya karena yang Bapak Ibu tinggal tidak ada suratya. Akhirnya, dipilih relokasi ke rusun terdekat. Bagi yang berada di atas tanah negara, akan disediakan rusun," ujar Fikri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran 'Saudara Frame' di Mampang Berhasil Dievakuasi

Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran "Saudara Frame" di Mampang Berhasil Dievakuasi

Megapolitan
Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com