Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Rotterdam Malu Undangannya Selalu Ditolak Ahok

Kompas.com - 18/09/2015, 17:29 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bakal melakukan kunjungan ke Rotterdam, Belanda. Basuki mengaku sebenarnya ia malas dan merasa tidak perlu pergi ke Negeri Bunga Tulip tersebut.

Namun, Wali Kota Rotterdam Ahmed Abboutaleb selalu memintanya agar berkunjung ke Rotterdam. Terlebih lagi, Abboutaleb sudah berkunjung ke Jakarta hingga tiga kali. 

"Jujur saja saya diminta (Abboutaleb) pergi (ke Rotterdam) dari waktu lama dan saya enggak perlu pergi sebenarnya," kata Ahok, sapaan Basuki, di Balai Kota, Jumat (18/9/2015). 

Bahkan, lanjut dia, Abboutaleb sempat mengaku malu terhadap Basuki. Sebab, berulang kali Abboutaleb menulis surat berharap kedatangan Basuki serta jajaran pejabat DKI ke Rotterdam, tetapi selalu ditolak.

Padahal, Jakarta dengan Rotterdam berhubungan sebagai sister city. "Dia tulis surat sampai dia bilang, 'Kami sudah malu nulis surat undang Bapak. Karena setiap tulis surat buat Bapak, pasti Bapak balas dengan resmi mohon maaf tidak bisa hadir.' Nah dia sendiri sudah datang tiga kali ke Jakarta," kata pria yang biasa disapa Ahok itu. 

Selain itu, lanjut dia, Abboutaleb juga menyebut DKI sudah mengirim pegawai negeri sipil (PNS) hingga gelombang ketiga ke Rotterdam.

Sementara itu, Gubernur belum pernah sama sekali berkunjung ke Rotterdam. PNS DKI yang dikirim itu mempelajari bagaimana usaha Rotterdam menangani banjir dan sebagainya.

"Dia (Abboutaleb) bilang, 'Ini pegawai sudah gelombang ketiga yang didatangkan, Bapak masih belum datang.' Saya bilang, saya bisa nonton di Youtube. Eh dia bilang lagi, 'Beda kalau Bapak lihat langsung bendungan yang dibikin Belanda dari 25 tahun lalu dan bisa mempelajari kenapa Pemerintah Belanda memutuskan (membangun bendungan),'" kata Basuki menirukan ucapan Abboutaleb kepadanya. 

Menurut dia, pembangunan bendungan oleh Pemerintah Rotterdam ditolak warganya. Sebab, lanjut dia, pembangunan bendungan serta tanggul itu hanya membuang-buang anggaran.

Tak hanya itu, kebijakan pembangunan pelabuhan laut juga ditolak sebagian warga. Namun, seiring waktu, kebijakan pembangunan pelabuhan itu dapat diterima warga karena pelabuhan berguna sebagai akses impor dan ekspor negara lain ke Rotterdam.

Rencananya, Basuki akan mempelajari reklamasi, sistem gasifikasi (pengolahan lumpur jadi energi), dan lain-lain. "Aduh padat banget jadwalnya. Kami mau bawa Jakpro sama Pembangunan Jaya untuk lihat sistem gasifikasinya," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Megapolitan
Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Megapolitan
Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com