Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lapor Polisi karena Tertipu Rp 1,2 Juta, Korban Malah Diminta Mengikhlaskan

Kompas.com - 25/09/2015, 15:53 WIB
Kontributor Bogor, Ramdhan Triyadi Bempah

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com — Kasus penipuan online kembali terjadi. Kali ini penipuan dialami oleh sepasang kekasih asal Bogor bernama Herdien Dwi Handika (23) dan Sylvia (19). Uang sebesar Rp 1,2 juta yang ditransfer korban sebagai uang muka kepada pelaku penipuan untuk membeli iPhone second raib. Barang yang diimpikan itu pun tak kunjung sampai.

Merasa menjadi korban penipuan, Herdien dan kekasihnya melaporkan kasus tersebut ke pihak kepolisian. Namun, laporannya tak ditanggapi serius oleh petugas.

Herdien menceritakan pengalamannya dalam akun Facebook-nya pada Rabu (23/9/2015). Dia menceritakan kisahnya menjadi korban penipuan dan tak ditanggapi polisi.

Menurut Herdien, dia merasa tidak ditanggapi dengan baik oleh petugas di Polsek Bogor Selatan karena melapor penipuan sebesar Rp 1,2 juta.

"Kami menceritakan kronologis kejadian namun petugas tersebut mendengarkan sambil merokok dan menonton tv santai. Dan pada akhirnya petugas tersebut dengan santai mengatakan, "udah banyak kasus kaya gitu, udah ikhlasin aja"," tulis Herdien.

Kepada Kompas.com, Jumat (25/9/2015), Herdien mengatakan, akhirnya mereka melapor ke Polwil Kota Bogor. Namun, di sana dia diminta melapor ke Polres Depok.

"Karena proses transaksi uang dilakukan di Depok," kata Herdien.

Di Mapolres Depok, dia mengaku lagi-lagi mendapat perlakuan tidak positif dari petugas.

"Dan lagi lagi sesampai disana, pelayanan dari petugasnya sangat mengecewakan, kami sampai disana jam 8 malam, lalu kami melapor ke pos polisi, dan di arahkan melapor kepada seorang polwan. Kami masuk ke ruangan, lalu polwan itu langsung bertanya "kenapa mas?" lalu saya menceritakan kejadian yg dialami pacar saya, belum selesai saya cerita, polwan itu bangun dan pergi keluar tanpa mengatakan sepatah katapun. Saya dan pacar sayapun kebingungan, seakan penipuan yg dialami pacar saya dianggap sepele dan tidak penting. Lalu datang seorang laki laki petugas polsek, lalu berkata dengan nada keras "tunggu aja mas!, udah jamnya dia pulang skrang", "lagian mba kalo mau beli online dipikir dulu!"

Lalu datang 1 polwan dengan nada meremehkan dia berkata "alah 1 juta aja kok, ini aja barusan ada yang laporan ditipu beli online 25jt" Saya dan pacar saya pun jadi merasa dianggap orang miskin yang kebakaran jenggot ditipu 1 jt, kan gila ini orang! Merasa terhina, saya pun memutuskan untuk pergi, namun saat saya hendak pergi, seorang polisi menghampiri dan berkata "mas buat laporan didalam saja".

Merasa polisi ini hendak membantu, saya dan pacar saya pun masuk ke ruangan tersebut. Awalnya polisi ini menanyakan kronologis kejadian, namun belakang-belakangnya saya merasa polisi mulai menanyakan pertanyaan yg tidak ada hubungannya dengan kasus ini dan membuat joke joke yang ga penting buat saya. Dan ternyata pacar saya pun juga merasakan bahwa yg dilakukan polisi ini hanya untuk membuat kami merasa dilayani, didengarkan masalahnya. Dan ternyata benar, tidak lama kami meninggalkan ruangan tersebut, pacar saya melihat polisi tersebut membuang kertas yang tadi dipakai untuk menulis kronologis kejadian ke tempat sampah.

Jadi apakah ini pelayanan polisi republik indonesia kepada masyarakat? Kalau memang seperti itu cara melayani masyarakat, maka maafkan saya, karena saya tadinya berharap lebih, saya pikir menjadi polisi adalah pekerjaan yang mulia, karena membantu masyarakat yang kesusahan seperti saya."

Menanggapi hal itu, Kapolsek Bogor Selatan Kompol Nono Darsono mengaku belum mengetahui kejadian tersebut.

"Terima kasih atas informasinya. Saya akan kurangi segala kekurangan yang ada. Saya juga baru menjabat sebagai Kapolsek dua hari. Kami akan benahi segala sesuatunya, termasuk pelayanan," katanya.

Sementara Polres Depok belum dapat dimintai keterangan terkait adanya peristiwa tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com