Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Merasa Tak Direspons Saat Laporkan Penipuan, Ini Penjelasan Polisi

Kompas.com - 26/09/2015, 14:13 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Polda Metro Jaya angkat bicara soal kabar warga yang merasa tidak direspons oleh petugas Polresta Depok saat mengadukan kasus penipuan online. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Muhammad Iqbal mengatakan, Kepala Polres Kota Depok Komisaris Besar Dwiyono sudah mengumpulkan anak buahnya sejak kabar tersebut diketahui melalui media sosial.

Dwiyono disebut sudah memeriksa anak buahnya mengenai kejadian tersebut. Dari hasil pemeriksaan, Iqbal mengatakan bahwa benar ada dua warga asal Bogor, yakni Dwika dan Aurel, datang melaporkan kasus penipuan online ke Polresta Depok, Rabu (23/9/2015) sekitar pukul 20.00. Kedatangan dua warga tersebut diterima oleh seorang anggota Polwan di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT), yakni Aipda K.

Iqbal menjelaskan, Aipda K kemudian mendapat penjelasan dari Aurel bahwa penipuan itu terjadi ketika yang bersangkutan bermaksud membeli ponsel melalui transaksi online. Namun, waktu pelaporan bertepatan dengan pergantian jaga.

"Jadi memang sudah waktunya pulang dan itu langsung digantikan oleh petugas SPK yang lain," kata Iqbal, saat dihubungi, Sabtu (26/9/2015).

Menurut Iqbal, dalam keterangannya ke petugas SPKT, korban kasus ini, yakni Aurel, menjelaskan bahwa dia hendak membeli ponsel melalui transaksi online. Korban menjelaskan, harga ponsel tersebut Rp 2.200.000. Saat itu, korban mengaku sudah mentransfer dua kali sebanyak Rp 500.000 dan Rp 700.000 dengan pelaksanaan transfer tidak dilakukan sendiri, tetapi melalui temannya di Depok atas nama Fajar. Transfer dikirim kepada terduga pelaku penipuan online ini, yakni Tri Sumarno, yang mengaku berdomisili di Pagedongan, Banjar Negara.

"Selanjutnya, Ipda Burhan menjelaskan bahwa untuk membuat laporan polisi, maka perlu kelengkapan alat bukti, di antaranya bukti transfer," ujar Iqbal.

Iqbal mengatakan, pada saat melapor, korban tidak menyertakan alat bukti transfer. Selain itu, korban juga diminta untuk menghadirkan Fajar yang disebut telah melakukan transfer pembayaran dari Depok sebagai saksinya.

"Jadi petugas SPK meminta korban bawa buktinya dulu. Karena bagaimana kami mau tindak kalau tidak ada buktinya," ujar Iqbal.

Iqbal mengatakan, korban bukan tidak diladeni dalam kejadian ini, tetapi korban hanya perlu membawa bukti agar dibuat laporan polisinya sehingga kasus itu dapat ditindaklanjuti.

"Namun, saudara Dwika merasa dirinya dipersulit dalam pembuatan laporan dari mulai di Polsek (di) Polres Bogor sampai di Polresta Depok. Kemudian, yang bersangkutan memfoto petugas jaga pada saat sedang menjelaskan persyaratan laporan kepada saudara Aurel," ujar Iqbal.

Iqbal mengatakan, pihaknya mempersilakan apabila kedua korban hendak melaporkan lagi kasus ini. Ia meminta korban membawa bukti transfer pada kasus ini.

"Korban kami persilakan kalau mau lapor lagi, sama Kapolres-nya langsung pasti diterima kok. Kalau enggak sama saya, nanti saya terima," ujar Iqbal.

Sementara itu, saat disinggung soal laporan korban tentang polwan yang meremehkan kasus itu dengan kasus penipuan online yang lebih besar, Iqbal mengatakan bahwa anggota polisi terikat kode etik dalam bertugas. Bila terbukti benar, akan ada sanksi.

"Sanksinya nanti kita sesuaikan, pasti kami tindak," ujar Iqbal.

Sebelumnya, sejoli yang merasa ditipu melalui situs jual beli online merasa tidak dilayani oleh kepolisian. Sejoli ini sempat melapor ke Polsek Bogor Selatan, tetapi diarahkan ke Polres Depok. Petugas di sana mengatakan bahwa kasus seperti itu sudah biasa dan meminta keduanya untuk mengikhlaskan (baca juga: Lapor Polisi karena Tertipu Rp 1,2 Juta, Korban Malah Diminta Mengikhlaskan).

Mereka pun melanjutkan laporan ke Polresta Depok. Namun, di sana, lagi-lagi mereka mendapat perlakuan tidak positif. Bahkan, ada petugas polisi yang membandingkan kasus kedua korban dengan yang lebih besar.

Korban sempat merasa terhina dengan pernyataan petugas polisi di Polresta Depok meski seorang polisi sempat datang dan melayani keduanya. Namun, kedua warga ini menganggap polisi itu tidak serius dengan aduan mereka.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] KPK Temukan 12 Senpi di Rumah Dinas Syahrul Yasin Limpo | SMAN 6 Jaksel Kebakaran | Awal Musim Hujan Datang Lebih Lambat

[POPULER JABODETABEK] KPK Temukan 12 Senpi di Rumah Dinas Syahrul Yasin Limpo | SMAN 6 Jaksel Kebakaran | Awal Musim Hujan Datang Lebih Lambat

Megapolitan
7 Tempat Nongkrong di Sekitar Stasiun LRT Dukuh Atas

7 Tempat Nongkrong di Sekitar Stasiun LRT Dukuh Atas

Megapolitan
Gerak-gerik Anak Perwira TNI Terekam 4 Kamera CCTV Sebelum Tewas di Lanud Halim

Gerak-gerik Anak Perwira TNI Terekam 4 Kamera CCTV Sebelum Tewas di Lanud Halim

Megapolitan
Orangtua Bocah 7 Tahun yang Didiagnosis Mati Batang Otak Sebut Resume Medis Janggal

Orangtua Bocah 7 Tahun yang Didiagnosis Mati Batang Otak Sebut Resume Medis Janggal

Megapolitan
Anaknya Didiagnosis Mati Batang Otak usai Operasi Amandel, Orangtua Sebut Penjelasan Pihak RS Berputar-putar

Anaknya Didiagnosis Mati Batang Otak usai Operasi Amandel, Orangtua Sebut Penjelasan Pihak RS Berputar-putar

Megapolitan
KPK Temukan 12 Senpi di Rumah Dinas Mentan Syahrul Yasin Limpo, Kini Diserahkan ke Polda Metro

KPK Temukan 12 Senpi di Rumah Dinas Mentan Syahrul Yasin Limpo, Kini Diserahkan ke Polda Metro

Megapolitan
Atasi Polusi Udara, 109 Gedung Tinggi di Jakarta Pasang 'Water Mist Generator'

Atasi Polusi Udara, 109 Gedung Tinggi di Jakarta Pasang "Water Mist Generator"

Megapolitan
Kekeringan di Tangsel Meluas, 4 Kelurahan Krisis Air Bersih

Kekeringan di Tangsel Meluas, 4 Kelurahan Krisis Air Bersih

Megapolitan
Lansia yang Remas Alat Kelamin Bocah di Depok Sering Lecehkan Anak-anak

Lansia yang Remas Alat Kelamin Bocah di Depok Sering Lecehkan Anak-anak

Megapolitan
Pemprov DKI Sanksi 11 Perusahaan Penyebab Polusi, 4 Disegel Sementara

Pemprov DKI Sanksi 11 Perusahaan Penyebab Polusi, 4 Disegel Sementara

Megapolitan
Pelaku Penusukan Wanita di Dekat Central Park Diperiksa Kejiwaannya

Pelaku Penusukan Wanita di Dekat Central Park Diperiksa Kejiwaannya

Megapolitan
Kebakaran di Pemukiman Padat Penduduk Menteng Diduga Akibat Korsleting

Kebakaran di Pemukiman Padat Penduduk Menteng Diduga Akibat Korsleting

Megapolitan
Polisi Akan Padukan Keterangan Saksi Pelecehan Finalis Miss Universe Indonesia dengan Hasil Digital Forensik

Polisi Akan Padukan Keterangan Saksi Pelecehan Finalis Miss Universe Indonesia dengan Hasil Digital Forensik

Megapolitan
Cerita Staf TU di SMAN 6 Jakarta Padamkan Api Bersama Almarhum Cecep

Cerita Staf TU di SMAN 6 Jakarta Padamkan Api Bersama Almarhum Cecep

Megapolitan
Bocah Didiagnosis Mati Batang Otak usai Operasi Amandel, Orangtua: Anak Saya Kejang dan Henti Jantung

Bocah Didiagnosis Mati Batang Otak usai Operasi Amandel, Orangtua: Anak Saya Kejang dan Henti Jantung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com