Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Garuda Indonesia soal Video Keluhan Penumpang Jakarta-Pontianak

Kompas.com - 29/09/2015, 19:18 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com — Seorang penumpang maskapai Garuda Indonesia GA514 rute Jakarta-Pontianak bernama Michael Yan menyebarkan sebuah video yang berisi kekecewaan dirinya terhadap pelayanan Garuda.

Michael yang ikut dalam penerbangan pada Jumat (25/9/2015) malam tidak terima karena pesawat yang dia naiki seharusnya mendarat di Bandara Supadio, Pontianak, tetapi malah turun di Bandara Hang Nadim, Batam.

Video berdurasi 2 menit 17 detik itu menunjukkan seorang pria yang mengaku bernama Michael Yan, berdiri di samping pesawat Garuda Indonesia yang sedang berada di landasan pacuBandara Hang Nadim.

Logo Garuda Indonesia tampak dalam video tersebut, lengkap dengan logo Sky Team. Garuda Indonesia menjadi bagian dari komunitas penerbangan internasional tersebut.

"Saya kecewa, ini peristiwa memalukan. Karena alasan mepet, terbang ke Batam. Saya sebagai penumpang Garuda Indonesia merasa sangat dikecewakan," kata Michael dalam video tersebut.

Menurut Michael, dia mendapatkan informasi bahwa pilot menerbangkan pesawat itu ke Batam karena alasan waktu mepet.

Sang pilot juga mengaku saat itu sudah lewat dari masa kerjanya sehingga tidak mau menerbangkan pesawat lagi. "Saya perlu mengajarkan manajemen Garuda Indonesia yang seperti ini," tutur Michael kembali.

Video ini sudah menyebar ke sejumlah media sosial. Menanggapi hal tersebut, Vice President Corporate Communication Garuda Indonesia Benny Butarbutar menjelaskan bahwa tidak benar jika alasan penerbangan dialihkan ke Batam karena jam kerja pilot yang sudah habis dan waktu yang mepet.

Penerbangan dialihkan karena ada kabut asap yang menyelimuti Bandara Supadio di Pontianak.

"Penerbangan sempat di-divert ke Batam karena Pontianak ada kabut asap yang pekat, jarak pandang di bawah 1.000 meter. Harus ke lokasi terdekat. Dipilihlah Batam," ujar Benny kepada Kompas.com di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (29/9/2015).

Berdasarkan standar penerbangan sipil yang berlaku, jika ada kabut asap atau bencana alam lain yang bersifat force majeure, maka maskapai punya kebijakan untuk mengalihkan penerbangan ke tempat terdekat sampai jalur yang akan ditempuh aman untuk dilewati.

Benny juga menyebutkan, pesawat GA514 mendarat di Batam selama satu sampai dua jam. Setelah itu, pesawat dengan pilot dan kru yang sama langsung terbang kembali ke Pontianak, sesuai tujuan.

Selama di Bandara Hang Nadim, Benny mengklaim, semua penumpang telah diberi kompensasi berupa makanan karena menunggu di bawah tiga hingga empat jam.

Benny mengungkapkan, tidak menutup kemungkinan, hal serupa seperti yang dialami oleh Michael bisa terjadi lagi.

Jika ada bencana alam yang tidak terduga, maka pilot akan mengikuti prosedur standar dengan mencari bandara terdekat yang memungkinkan untuk mendarat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com