Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Sapi Kurban di Jakarta Terindikasi Antraks

Kompas.com - 02/10/2015, 07:37 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan DKI Jakarta menemukan dua ekor sapi kurban yang terindikasi mengidap antraks pada pelaksanaan Idul Adha pekan lalu. Kedua sapi itu ditemukan di wilayah Jakarta Selatan.

Kepala Dinas Kesehatan Koesmedi Priharto mengatakan kedua sapi tersebut dikirim dari daerah yang sama dan dalam waktu yang bersamaan. Saat dikirim, kedua sapi tersebut ditempatkan dalam truk yang sama dengan dua sapi lainnya yang dikirim ke Ciledug, Tangerang.

"Dari truk yang sama ada empat sapi. Dua dikirim ke Jakarta dan dua lainnya ke Ciledug, Tangerang," kata dia di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (1/10/2015).

Koesmedi mengatakan terdapat dua situasi yang berbeda dari kedua sapi tersebut saat tiba di daerah penerimanya.

Menurut Koesmedi, sapi yang dikirim ke Pela Mampang pada awalnya masih dalam keadaan sehat. Namun, setelah beberapa hari, mulut sapi berbusa dan kemudian mati. Bangkai sapi kemudian dikuburkan oleh warga setempat.

Sedangkan sapi yang dikirim ke Jagakarsa sudah mati saat sampai di tempat tujuan. Sehingga langsung dibawa kembali ke daerah asalnya dan belum sempat diturunkan.

"Sapi kedua ini juga mengalami gejala yang sama seperti sapi yang pertama. Dua-duanya itu gejala antraks," ujar Koesmedi.

Menurut Koesmedi, Dinas Kesehatan sudah mengambil sampel dari tubuh kedua sapi yang terindikasi mengalami antraks itu untuk kemudian dikirim ke labolatorium yang ada di Subang, Jawa Barat.

Hasil pemeriksaan kemungkinan baru dapat diketahui dalam dua pekan ke depan. Selain itu, Dinas Kesehatan juga terus mengawasi warga di lokasi sekitar.

Koesmedi pun mengimbau agar warga langsung memeriksakan diri dan melapor ke puskesmas terdekat bila mengalami gejala mirip antraks, seperti mulut berbusa, lemas, muntah-muntah, dan panas tinggi.

"Semua orang yang ada di situ kita surveillance. Hingga saat ini belum ditemukan warga yang mengalami gejala seperti itu," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com