Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak yang Kritik, Ahok Makin Terinspirasi Buat Terobosan

Kompas.com - 09/10/2015, 08:39 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Di sela-sela kesibukannya menjadi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku masih memiliki waktu banyak untuk berpikir mengenai program-program unggulan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI. Waktu terbaik berpikirnya ketika bangun pagi pukul 04.30. 

"Saya duduk di toilet agak lama dan paling enak mikirnya itu pas duduk. Pagi waktu paling enak berpikir, kadang-kadang sambil olahraga," kata Basuki saat menjadi pembicara pada sesi "Inspiring Closing Session" dalam acara Indonesia Knowledge Forum 2015 Conference and Expo-BCA Learning Service (BLS)?, di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (8/10/2015).

Sambil duduk, Basuki senang membaca berita online. Terutama berita yang mengkritisi dirinya. Jika ada berita laporan warga kepada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang belum ditindaklanjuti, Basuki bakal langsung mengirim link berita online tersebut kepada pimpinan SKPD terkait.

Selain membaca berita, Basuki juga mengaku senang membaca kolom komentar pembaca. Hal itu dapat mengukur antusiasme warga terhadap berbagai wacana yang dilempar.

"Semakin banyak yang menyerang, kritik, dan hajar saya, semakin banyak terobosan dan ide yang saya ciptakan. Masalah itu sumber munculnya sebuah terobosan."

"Contohnya, ketika banyak warga yang kritik saya karena tarik tunai Kartu Jakarta Pintar (KJP) dibatasi, ya sudah sekalian saja saya bikin tidak bisa ditarik tunai uang KJP-nya. Buktinya sekarang semakin tepat sasaran penggunaan KJP," kata Basuki. 

Basuki juga mengaku kerap menginstruksikan staf pribadinya untuk mengamati media online. Terlebih ketika ia sudah melempar wacana ke media. Mulai dari pagi hingga malam hari, Basuki tak lepas dari wartawan yang ingin mewawancarainya.

Melalui kolom komentar di media online, Basuki jadi mengetahui bagaimana wacananya bisa diterima di masyarakat.

"Saya juga minta staf saya untuk hitung yang nyela saya berapa orang. Kalau misalnya 20 persen enggak apa-apa, tapi kalau sudah 40 persen atau lebih enggak setuju. Saya minta cari IP Adress komentator itu, banyak juga yang IP Adress-nya 1 tapi namanya ada 20. Ya sudahlah saya ngomong terus saja, enak kan, enggak perlu bayar lembaga survei," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com