Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Saya Kadang Susah Debat sama Eva Sundari, Senior Saya di DPR

Kompas.com - 15/10/2015, 12:45 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama tertawa ketika mendengar dia yang disebut tidak ramah dengan warga miskin oleh politisi PDI Perjuangan, Eva Sundari. Dia merasa bingung karena disebut lebih membela kepentingan pengusaha daripada masyarakat miskin.

"Saya kadang susah juga ya debat sama beliau, senior saya di DPR RI. Orang keganggu jiwa saja aku urusin, masa orang miskin enggak. Kamu lihat sekarang saya membebaskan PBB 1 miliar ke bawah, saya memberikan KJP hampir Rp 600.000," ujar Ahok, sapaan Basuki, di Hotel Milenium, Jakarta Pusat, Kamis (15/10/2015).

Dia juga meminta wartawan bertanya langsung kepada pekerja harian lepas, seperti cleaning service, yang bertugas di Balai Kota tentang pelayanan Ahok kepada mereka.

Ahok juga menceritakan bahwa dia sering hadir ke pernikahan warga miskin yang digelar di kampung-kampung. Tujuannya ialah agar dia bisa melihat langsung kondisi dan kebutuhan mereka.

Ahok juga menceritakan upayanya untuk membangun tempat yang layak agar pedagang kaki lima bisa berdagang dengan nyaman.

Dia mengaku sedang menyiapkan desain agar PKL bisa berjualan secara tertib di jembatan penyeberangan. Semua itu, kata Ahok, adalah demi kepentingan masyarakat miskin.

"Nah, kalau yang saya lakukan itu bukan buat wong cilik, saya enggak mengerti harus apa lagi namanya," ujar Ahok.

Kemudian, Ahok juga mempertanyakan pendapat Eva yang menyebutnya membela pengusaha. Padahal, menurut dia, selama ini dia sudah begitu tegas terhadap pengusaha.

Dia mencontohkan diskotek Stadium yang ditutup karena terbukti menjadi tempat pengedaran narkoba. Dia juga menyegel perusahaan yang mencurangi pajak.

"Terus saya dibilang menguntungkan pengusaha. Justru banyak pengusaha bilang, 'Kamsia Ahok, sampai 2017 saja,'" ujar Ahok.

"Gimana sih dibilang saya bela pengusaha? Kalau saya bela pengusaha, kalau saya ketemu orang kecil, mereka senyum-senyum enggak buat ajak foto? Enggak mau pasti. Mereka punya nurani. Pasti dia tahu apa yang kita kerjakan. Saya bisa masuk kampung dengan bebas kok sampai sekarang," ucapnya.

Sebelumnya, politisi PDI Perjuangan, Eva Kusuma Sundari, memiliki penilaian khusus terhadap Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama.

Eva menilai Ahok tidak memiliki sikap dan kebijakan yang ramah terhadap masyarakat menengah ke bawah.

"Relawan sudah mulai menyoal ini, Ahok cenderung ramah ke kaum kapitalis, tetapi tidak ramah ke wong cilik," ujar Eva dalam diskusi sekaligus rilis survei bertajuk "Ahok dan Para Penantangnya" yang diadakan oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta Pusat, Rabu (14/10/2015). (Baca: Politisi PDI-P Sebut Ahok Tak Ramah kepada "Wong Cilik")


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com