"Masalah lempar-lempar batu karena ketidaksukaan ini terjadi di beberapa titik. Penegakan hukum sudah dilakukan," kata Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu.
Tim Reserse Mobile (Resmob) juga masih mengejar pelaku lainnya, termasuk provokator penyerangan.
Sebelumnya, sebuah pesan singkat beredar, berisi tentang seruan penghadangan dan penyerangan kendaraan berpelat D dari pengguna yang akan menyaksikan final Piala Presiden antara Persib Bandung dan Sriwijaya FC Palembang di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
Krishna mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih melakukan pendataan tentang jumlah kendaraan dan korban luka akibat serangan batu dan penganiayaan tersebut di seluruh wilayah Polda Metro Jaya.
Sejauh ini, ada 6 bus dari Jawa Barat dan sejumlah mobil pribadi yang rusak di kaca dan body. Sejumlah pengemudi pun terluka. Selain itu, belasan sepeda motor yang ditinggalkan oleh pelaku dan batu juga diamankan.
Menurut dia, penyerangan terhadap sejumlah kendaraan berpelat D yang terjadi di wilayah Jakarta pada saat hampir bersamaan dengan kedatangan suporter Persib Bandung ini bukan hal yang terorganisasi dan terencana.
Krishna menilai, aksi pelaku yang menyebarkan pesan singkat seruan penghadangan dan penyerangan kendaraan berpelat D ini merupakan bentuk psywar atau memberikan rasa takut kepada suporter asal Bandung sehingga tidak datang ke Jakarta.
"Enggak. Ini mainnya isu atau rumor. Dipikirnya itu biasa saja, tetapi ternyata dampaknya luar biasa, seolah-olah Jakarta mencekam," ujarnya. (Abdul Qodir)