Saat mengalami kondisi tersebut, beberapa penumpang kerap menyebut KRL yang ditumpangi tengah terjebak macet.
"Jadi macet enggak cuma waktu naik mobil di jalan raya, jalan tol. Di komuter juga bisa kena macet, keretanya ketahan," sebut Pratama (25), salah satu pengguna rutin moda transportasi KRL, saat keretanya tertahan di Stasiun Cikini, Rabu (21/10/2015).
Sepengetahuan Pratama, KRL yang ditumpanginya tertahan karena menunggu sinyal masuk di Stasiun Manggarai.
Sementara itu, pihak PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) menyebut kapasitas lintasan di sejumlah stasiun, terutama stasiun-stasiun transit hampir selalu padat.
Sebab, tidak hanya KRL yang menggunakan lintasan kereta yang ada. "Pada akhirnya kapasitas lintasan itu sudah jenuh sementara semua kereta lewat sana baik itu KRL, kereta api jarak jauh, kereta api barang, melintas yang sama di Manggarai," kata Manajer Komunikasi PT KCJ, Eva Chairunisa, saat berbincang dengan Kompas.com, Rabu siang.
Terlebih, Eva melanjutkan, ada 884 perjalanan KRL Jabodetabek yang dioperasikan dalam sehari. Karenanya, KRL kerap tertahan di lintasannya sebelum tiba di stasiun-stasiun transit.
Tak hanya di Manggarai, di Jabodetabek ada beberapa stasiun transit seperti di Stasiun Tanah Abang, Duri, Jakarta Kota, Jatinegara, Pasar Senen, dan Kampung Bandan.
"Misalnya jalan raya selebar 10 meter tahun ini diisi satu mobil yang lewat, sepuluh tahun lagi diisi 100 mobil, kira-kira padat kan yang berakibat terjadi antrean," ujar Eva.
"Begitu juga dengan KRL, di Manggarai, jalurnya kan hanya tujuh jalur tetapi kita tahu perjalanan KRL tiap tahun bertambah," ujarnya.
Sejumlah cara dilakukan untuk meminimalisir kepadatan. Pada periode 2015 ini, Eva menyebut sejumlah perjalanan kereta jarak jauh yang bertemu dan melintas di sejumlah stasiun transit mulai dikurangi pada pagi hari.
"Saat ini untuk mengurangi kepadatan, jadwal perlintasan kereta api jarak jauh sudah dikurangi pada pagi hari," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.