Keempatnya yakni daur ulang sampah, produksi sampah menjadi pupuk kompos, pengolahan sampah menjadi tenaga listrik, dan carbon trading (mereduksi karbon yang nantinya akan dibayarkan oleh negara-negara maju).
Namun, mereka mengaku empat sektor pendapatan di luar tapping fee tersebut masih jauh dari yang diharapkan.
"Makanya kami minta penambahan tipping fee," kata Direktur Utama PT Navigat Organic Energy Indonesia Agus Nugroho Santoso saat rapat dengan Komisi D DPRD DKI, di Gedung DPRD, Kamis (29/10/2015).
Listrik PT Navigat Organic Energy Indonesia merupakan perusahaan yang bekerja sama dengan PT Godang Tua Jaya dalam pengelolaan sampah di TPST Bantargebang (joint operation).
Keduanya merupakan perusahaan yang bertugas mengolah sampah menjadi energi listrik.
Menurut Agus, listrik yang mereka produksi bersumber dari gas metan dan gasifikasi. Namun listrik yang sudah dapat diolah sebagai pendapatan hanya yang bersumber dari gas metan.
Ia menyebut saat ini kapasitas instalasi listrik dari gas metan yang sudah terbangun mencapai 14 megawatt. Namun dari kapasitas tersebut, yang dapat diproduksi hanya 2 megawatt.
Agus mengatakan kecilnya produksi listrik disebabkan terlalu besarnya volume sampah yang masuk.
"Kita tidak bisa mengeskstrak banyak sampah karena volumenya terlalu banyak. Sehingga kita tidak punya cukup waktu," ujar dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.