Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilik Rumah yang Ditutup Tembok Dimintai Uang Lebih dari Rp 200 Juta

Kompas.com - 03/11/2015, 14:19 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekelompok orang yang menamakan diri sebagai Warga Peduli Bukit Mas (WPBM) tidak setuju karena rumah Denny (41) di Perumahan Bukit Mas Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, menghadap ke Jalan Cakra Negara.

WPBM meminta uang sebagai kompensasi. Dengan begitu, rumah itu boleh menghadap Jalan Cakra Negara dan mereka akan merobohkan tembok itu.

Sebelumnya, WPBM menutup rumah Denny dengan tembok setinggi dua meter. Akibatnya, Denny dan keluarganya tidak bisa beraktivitas sama sekali.

"Sudah dimediasi di kelurahan, tidak ada titik temu. Pak Heru sebut angka, WPBM tidak terima. Kemarin sempat ditembok, dibuka oleh Pak Denny, terus ditembok lagi. Seharusnya, pihak WPBM tidak perlu nembok, nego saja sama Pak Heru," kata Ketua RW 15 M Lutfi Nahar kepada Kompas.com, Selasa (3/11/2015).

Heru, yang disebut Lutfi, adalah orang yang menjual rumah kepada Denny pada bulan Juni 2015 lalu. [Baca: Denny Tidur, Rumahnya Ditutup Tembok Setinggi 2 Meter]

Heru disebut memiliki kesepakatan tertentu dengan menjanjikan kompensasi kepada WPBM jika rumah yang dia bangun menghadap ke Jalan Cakra Negara.

Rumah tersebut berada di paling belakang kawasan Perumahan Bukit Mas Bintaro yang berbatasan langsung dengan Jalan Mawar dan sebuah perkampungan.

WPBM menilai, kalau rumah itu menghadap ke Jalan Cakra Negara, seakan-akan rumah itu menjadi bagian dari perumahan sehingga nilai kompensasinya harus dipatok lebih tinggi.

Secara terpisah, Denny yang ikut dalam mediasi yang dimaksud mengungkapkan dirinya sempat bersedia menawarkan uang kompensasi senilai Rp 200 juta.

Namun, pihak WPBM mengaku masih pikir-pikir terhadap tawaran dari Denny.

"Ini kan kami sudah ada niatan baik untuk kasih kompensasi istilahnya. Tapi, masa dibilang kalau cuma Rp 200 juta mending tidak usah, ditembok terus saja. Kan gila begitu. Saya manusia juga terbataslah kemampuannya," tutur Denny.

Menurut Lutfi, di Perumahan Bukit Mas Bintaro, ada dua kubu warga. Satunya WPBM dan satu kubu lagi adalah warga biasa yang juga adalah pengurus seperti RT dan RW setempat. [Baca: Alasan Warga Tutup Rumah Denny dengan Tembok Setinggi 2 Meter]

WPBM ini sendiri bukan pengurus warga, hanya warga biasa yang menamakan dirinya seperti itu.

Tembok setinggi dua meter masih menutup rumah Denny sampai hari ini. Mediasi yang sebelumnya buntu rencananya akan dilanjutkan kembali dalam waktu dekat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com