Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Bantargebang, Ahok Minta Warga Bekasi Tak Kekanak-Kanakan

Kompas.com - 04/11/2015, 07:13 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta warga Bekasi tidak kekanak-kanakan. Pernyataannya ini menanggai ancaman warga Bekasi khususnya yang berada di Kecamatan Bantargebang yang akan menutup Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang. 

"Sekarang orang Bekasi kalau Bantargebang kami tutup, itu lahan punya kami kan. Kalau sampah enggak masuk situ, Bekasi berantakan enggak sampahnya? Makanya jangan kayak kekanak-kanakan, sama-sama diberesin," kata Basuki, di Balai Kota, Selasa (3/11/2015). 

Basuki juga mengaku bingung atas pemikiran sejumlah pihak termasuk warga Bekasi yang selalu membela pengelola TPST Bantargebang, PT Godang Tua Jaya (GTJ).

"Kenapa sih selalu Godang Tua Jaya lu bela-belain? DKI ngapain mesti bayar tipping fee (biaya pengangkutan sampah) ke dia? Seolah-olah sampah di Bantargebang akan meledak kalau enggak dikelola sama Godang Tua Jaya," kata Basuki.

Menurut Basuki, PT GTJ sudah tidak mampu mengelola TPST Bantargebang. Ia menyebutkan, PT GTJ tidak menanam pohon, membuat saluran air, dan lain-lain, sehingga sering terjadi kebakaran pada lahan TPST Bantargebang.

Selain itu, PT GTJ juga terus menyewa truk sampah dari swasta untuk mengangkut sampah ke Bantargebang. Basuki mencurigai swasta pemilik truk sampah itu "main mata" dengan PT GTJ dan Dinas Kebersihan DKI sebelumnya. 

"Saya dari tahun 2013 mau beli truk baru yang ada buat air licit air kotorannya, enggak bisa beli. Kemudian saya ulang anggarannya di tahun 2014 untuk beli 200 truk masih sewa truk lagi, 2015 juga masih sewa truk, kalau tahun 2016 masih sewa truk saya mau cari semua. Berarti truk-truk sampah itu ada hubungannya enggak nih, kemarin truk sampah yang ditangkap Bekasi saja punya swasta," kata Basuki.

Basuki mengajak Pemerintah Kota Bekasi dan DPRD Bekasi duduk bersama untuk memutuskan kontrak kerja sama dengan PT GTJ.

"Masalahnya Godang Tua ini dibayar terus sama APBD DKI. Terus duit yang dikasih ke Godang Tua dimasukkin ke APBD Bekasi enggak? Enggak tuh," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Korban Kebakaran Hotel di Alam Sutera Minta Kasus Diusut Sampai Tuntas

Keluarga Korban Kebakaran Hotel di Alam Sutera Minta Kasus Diusut Sampai Tuntas

Megapolitan
Keseharian Ketua RT di Kemayoran yang Cabuli 2 Remaja, Tak Bekerja dan Hanya Keliling Wilayah

Keseharian Ketua RT di Kemayoran yang Cabuli 2 Remaja, Tak Bekerja dan Hanya Keliling Wilayah

Megapolitan
Keluarga Pertanyakan Kronologi Tewasnya Petugas Sekuriti saat Kebakaran Hotel di Alam Sutera

Keluarga Pertanyakan Kronologi Tewasnya Petugas Sekuriti saat Kebakaran Hotel di Alam Sutera

Megapolitan
Minta Bantuan Otto Hasibuan, Keluarga Terpidana Pembunuhan Vina Tuntut Keadilan

Minta Bantuan Otto Hasibuan, Keluarga Terpidana Pembunuhan Vina Tuntut Keadilan

Megapolitan
Kurir Narkoba di Depok Samarkan 73 Kg Ganja dengan Ikan Asin

Kurir Narkoba di Depok Samarkan 73 Kg Ganja dengan Ikan Asin

Megapolitan
Cerita Keluarga Korban Kebakaran Hotel di Alam Sutera, Terima Kabar Setelah Korban Meninggal

Cerita Keluarga Korban Kebakaran Hotel di Alam Sutera, Terima Kabar Setelah Korban Meninggal

Megapolitan
Ketua RT di Kemayoran Disebut Ketahuan Adik Korban Saat Cabuli 2 Remaja

Ketua RT di Kemayoran Disebut Ketahuan Adik Korban Saat Cabuli 2 Remaja

Megapolitan
Ketua RT yang Cabuli 2 Remaja di Kemayoran Tinggal Serumah dengan Korban

Ketua RT yang Cabuli 2 Remaja di Kemayoran Tinggal Serumah dengan Korban

Megapolitan
Hari Media Sosial, Fahira Idris: Medsos Bawa Peluang Besar bagi Pelaku Industri Kreatif

Hari Media Sosial, Fahira Idris: Medsos Bawa Peluang Besar bagi Pelaku Industri Kreatif

Megapolitan
Polisi: Pelaku Hipnotis di Lampu Merah Pancoran Mengaku Sebagai ‘Ustaz’ Sakti

Polisi: Pelaku Hipnotis di Lampu Merah Pancoran Mengaku Sebagai ‘Ustaz’ Sakti

Megapolitan
Paman dan Kakek yang Diduga Cabuli 2 Anak di Depok Sempat Ditangkap, tetapi Dilepas Lagi

Paman dan Kakek yang Diduga Cabuli 2 Anak di Depok Sempat Ditangkap, tetapi Dilepas Lagi

Megapolitan
Kondisi Hotel di Alam Sutera Usai Kebakaran yang Tewaskan 3 Orang

Kondisi Hotel di Alam Sutera Usai Kebakaran yang Tewaskan 3 Orang

Megapolitan
Seorang Perempuan Jadi Korban Hipnotis di Lampu Merah Pancoran

Seorang Perempuan Jadi Korban Hipnotis di Lampu Merah Pancoran

Megapolitan
Warung di Depok Bagikan Makan Siang Gratis, Jadi Tempat Kumpul Ojol hingga Orang Tua

Warung di Depok Bagikan Makan Siang Gratis, Jadi Tempat Kumpul Ojol hingga Orang Tua

Megapolitan
Sopir Kurang Konsentrasi, Truk Trailer Bermuatan Peti Kemas Terbalik di Pluit

Sopir Kurang Konsentrasi, Truk Trailer Bermuatan Peti Kemas Terbalik di Pluit

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com