Sebab, dua kepala dinas sebelumnya dinilai kurang tegas dalam menangani persoalan sampah di Ibu Kota.
"Makanya saya bilang, Dinas Kebersihan ini yang masalah. Makanya saya ganti sama Pak Isnawa, kita harap dia berani," ujar Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (6/11/2015).
Adapun dua kepala Dinas Kebersihan sebelum Isnawa yakni Unu Nurdin dan Saptastri Ediningtyas.
Menurut Basuki, keduanya tidak berani untuk mengirim surat peringatan kepada PT Godang Tua Jaya (GTJ).
Padahal, pengelola Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang itu telah melakukan wanprestasi.
Alhasil, mantan Bupati Belitung Timur ini menilai ada oknum di Dinas Kebersihan yang memiliki kepentingan dengan pengelolaan TPST Bantar Gebang hingga menyebabkan persoalan ini menjadi berlarut-larut.
Saat ini, Dinas Kebersihan telah mengirim SP 1 kepada PT GTJ. Hal itu berdampak pada terjadinya penghadangan truk sampah milik Pemprov DKI di Bekasi dan Bogor.
Basuki mengingatkan dirinya selalu menerapkan sistem permainan bola. Sehingga, jika dirasa sudah tidak baik di lapangan, maka pejabat terkait akan langsung diganti.
"Saya sudah bilang sama dia (Isnawa), ini seperti pemain bola lho, kalau kamu enggak berani, saya ganti," ujarnya.
Basuki pun berencana mengambil alih pengelolaan sampah di TPST Bantar Gebang mengingat PT GTJ telah melakukan wanprestasi karena tidak membangun fasilitas senilai Rp 700 miliar. Selain itu, beberapa kewajiban juga tidak dipenuhi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.