Da’i Supriyana (28) mengusap matanya yang tampak lelah.
Sopir truk sampah DKI Jakarta itu baru saja tidur sekitar dua jam di dalam truknya yang diparkir di areal Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Bantargebang, Kota Bekasi.
Sudah tiga hari terakhir Da’i kurang istirahat.
”Harus disempatin tidur karena pasti begadang di truk. Habis antrenya lama banget untuk masuk sini,” ujar Da’i yang ditemui di areal TPST Bantargebang, Kamis (5/11) siang.
Da’i berangkat Rabu (4/11) malam, sekitar pukul 20.30, dari Jalan Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur, dengan mengangkut sekitar 20 ton sampah.
Dua jam kemudian, ia tiba di Jalan Raya Narogong, Bantargebang.
Di lokasi, antrean truk yang hendak memasuki areal TPST sudah mencapai 1 kilometer.
Alhasil, Da’i harus antre sekitar 2,5 jam untuk tiba di lokasi penimbangan sampah di pintu masuk TPST Bantargebang.
Setelah itu, Da’i harus kembali menunggu giliran bongkar muat sampah di dalam TPST.
Hingga selesai bongkar muatan sampah, Da’i harus menunggu sejak pukul 01.30 hingga pukul 11.00, sekitar 9,5 jam!