Seharusnya rumah Denny dibangun menghadap ke Jalan Mawar, yang berada di belakang kompleks perumahan.
"Orang beli rumah di kompleks itu kan mencari kenyamanan, keamanan, dan lainnya. Tapi, dia beli rumah di pinggiran lalu bobol kompleks, kan enggak boleh itu. Nah, kita kan mau pembangunan Jakarta secara konstitusi itu harus yang benar," ujar Prasetio ketika dihubungi, Kamis (12/11/2015).
Ketika mendatangi rumah Denny, Prasetio juga melihat rumah tersebut sudah mengambil lahan fasos dan fasum milik pemerintah.
Hal ini membuat langkah yang dilakukan Denny semakin salah. Selain membuka akses rumah ke jalan kompleks, Denny juga mengambil lahan fasos dan fasum di kompleks tersebut.
Sampai saat ini, Prasetio mengaku hanya fokus melihat pelanggaran pembangunan yang terjadi di perumahan itu.
"Saya kan juga dapat informasi warga minta uang di atas Rp 200 juta segala macam, tapi itu enggak ada. Saya melihat memang dia (Denny) yang salah," ujar Prasetio.
Prasetio tidak bertemu dengan Denny pada kunjungannya kemarin. Dia hanya didampingi warga dan pejabat DKI setempat.
Prasetio sudah meminta kepada wali kota, lurah, dan camat untuk menyelesaikan masalah ini dengan cara yang baik.
Menurut dia, solusi paling tepat adalah mengembalikan fungsi bangunan kepada tempatnya.
"Aksesnya dia harus diputar lagi menghadap Jalan Mawar. Dan yang bukan haknya dia dikembalikan ke tempat semula, seperti tanah fasos dan fasum ya harus dikembalikan. Jangan diserobot, dia nyerobot juga soalnya nih," ujar Prasetio.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.