Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/11/2015, 14:30 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Go-Jek Indonesia membeberkan sejumlah perilaku negatif beberapa pengemudinya.

Menurut Vice President Bidang Operasional PT Go-Jek Indonesia, Tadeus Nugraha, perilaku negatif yang kerap didapati dari pengemudi adalah order fiktif atau menerima order hanya untuk melayani keluarganya.

Tindakan-tindalan inilah yang membuat segelintir pengemudi Go-Jek memperoleh saldo nol rupiah, bahkan minus.

"Kami memang memberikan sanksi untuk driver yang curang, tetapi jumlah mereka tidak banyak, cuma satu persen," kata Tadeus Nugraha di kantornya di Kemang, Jakarta Selatan, Senin (16/11/2015).

Meski tidak menjelaskan modus tersebut secara rinci, Tadeus mengatakan bahwa order fiktif semacam itu paling mudah terendus manajemen. (Baca: Pengemudi Go-Jek Menuntut Dijadikan Karyawan)

"Ini bisa dilihat kalau dia menyelesaikan satu ordernya hanya beberapa detik, atau dalam sehari bisa menyelesaikan order sampai 500 kilometer," sambung dia.

Terkait menerima order dari anggota keluarga, Tadeus mengatakan bahwa manajemen sebenarnya tidak mempermasalahkan hal tersebut asalkan pemesanan dilakukan sesuai dengan prosedur.

"Kalau ada istri driver yang pesan, dapatnya driver lain, ya driver lain itu yang harusnya nganter. Tetapi ini ada istri yang setiap pesan selalu suaminya yang dapat. Go-Jek kan sistem (pemesanannya) siapa yang paling dekat dan paling cepat. Kan enggak mungkin suaminya terus yang paling cepat," ucap Tadeus.

Selain soal perilaku negatif, Tadeus menyampaikan bahwa pengemudi Go-Jek yang terlalu banyak mengajukan pinjaman uang ke kantor juga akan memperoleh saldo nol rupiah. (Baca: Go-Jek Beri Penjelasan soal Potongan Honor Pengemudi)

Mengenai hal ini, Tadeus mengatakan bahwa banyak pengemudi yang mengajuan pinjaman untuk membeli barang-barang keperluan rumah tangga, seperti televisi, kulkas, hingga keperluan pribadi, seperti kacamata.

"Biasanya kalau seperti ini kami potong dari honornya," kata dia. (Baca: Pengemudi Go-Jek Tuding Manajemen Lakukan Penggelapan dan Penipuan)

Sejumlah pengemudi Go-Jek sebelumnya mengeluhkan pemotongan saldo dari honor yang mereka terima. Ada juga yang mengaku bahwa saldonya nol rupiah atau bahkan minus.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK48A Stasiun Tebet-Karet

Rute Mikrotrans JAK48A Stasiun Tebet-Karet

Megapolitan
Tiga Raperda Disahkan DPRD, Heru Budi Tekankan Sinergi Tingkatkan Kesejahteraan Warga

Tiga Raperda Disahkan DPRD, Heru Budi Tekankan Sinergi Tingkatkan Kesejahteraan Warga

Megapolitan
Sialnya Pemuda Tunarungu dan Tunawicara di Cakung, Dikeroyok 3 Pengamen gara-gara Tak Berikan Uang

Sialnya Pemuda Tunarungu dan Tunawicara di Cakung, Dikeroyok 3 Pengamen gara-gara Tak Berikan Uang

Megapolitan
Tarif Tol Pondok Aren-Ulujami Terbaru per 4 Desember 2023

Tarif Tol Pondok Aren-Ulujami Terbaru per 4 Desember 2023

Megapolitan
Periksa Firli, Polisi Tanyai soal Bukti Valas Rp 7,4 Miliar dan Aset-asetnya

Periksa Firli, Polisi Tanyai soal Bukti Valas Rp 7,4 Miliar dan Aset-asetnya

Megapolitan
Warga Depok Keluhkan KIS Tiba-tiba Non-aktif, Dinsos: Berobat Sebut NIK Saja

Warga Depok Keluhkan KIS Tiba-tiba Non-aktif, Dinsos: Berobat Sebut NIK Saja

Megapolitan
Polisi Gelar Olah TKP Gabungan di Lokasi Penemuan 4 Mayat Bocah di Jagakarsa

Polisi Gelar Olah TKP Gabungan di Lokasi Penemuan 4 Mayat Bocah di Jagakarsa

Megapolitan
4 Bocah Ditemukan Tewas di Jagakarsa, Mayatnya Berjejer di Kasur

4 Bocah Ditemukan Tewas di Jagakarsa, Mayatnya Berjejer di Kasur

Megapolitan
Selain Soal Bagi-bagi Susu di CFD, Bawaslu DKI Bakal Periksa Gibran soal Kampanyenya di Jakut

Selain Soal Bagi-bagi Susu di CFD, Bawaslu DKI Bakal Periksa Gibran soal Kampanyenya di Jakut

Megapolitan
Hujan Deras Sejak Sore, Jalan Dr Setiabudi Pamulang Terendam Banjir

Hujan Deras Sejak Sore, Jalan Dr Setiabudi Pamulang Terendam Banjir

Megapolitan
RUU DKJ Atur Gubernur Ditunjuk Presiden, Heru Budi: Saya Belum Baca...

RUU DKJ Atur Gubernur Ditunjuk Presiden, Heru Budi: Saya Belum Baca...

Megapolitan
Diguyur Hujan Deras, Lima Perumahan di Tangsel Kebanjiran

Diguyur Hujan Deras, Lima Perumahan di Tangsel Kebanjiran

Megapolitan
Pengamat: Pernyataan Aiman Seharusnya Jadi Kritik Biasa

Pengamat: Pernyataan Aiman Seharusnya Jadi Kritik Biasa

Megapolitan
4 Bocah Ditemukan Tewas di Kamar Kontrakan, Tetangga Cium Bau Tak Sedap

4 Bocah Ditemukan Tewas di Kamar Kontrakan, Tetangga Cium Bau Tak Sedap

Megapolitan
Dinsos Depok Minta Warga Tak Khawatir jika KIS Mendadak Tidak Aktif

Dinsos Depok Minta Warga Tak Khawatir jika KIS Mendadak Tidak Aktif

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com