Ada yang meminta baik-baik, ada juga yang menggunakan jurus sikut. Kalau sudah begitu, siap meringislah yang kena sikut. Atau menyikut balik sambil mengomel.
Di Jepang, ada juga sih penumpang "memaksa" penumpang lain memberi ruang untuknya. Namun, tidak sesadis penumpang KRL kita.
Mereka masih lebih sopan, tidak sampai membuat penumpang lain susah bernapas. Tidak juga membuat penumpang lain meringis.
Pada Selasa (17/11/2915) sekitar pukul 20.30 waktu Jepang, Kompas.com sempat merasakan berdesakan di dalam kereta dari Stasiun Shinagawa, Keihintohoku Line, jurusan Stasiun Tsurumi.
Antrean penumpang di peron juga tak kalah banyak. Sebagian besar berpakaian rapi seperti jas dan berdasi.
Tidak seperti penumpang KRL kita, mereka berbaris rapi di belakang garis kuning dan di samping. Bukan tepat di depan pintu kereta yang akan terbuka.
Ketika kereta berhenti dan pintunya terbuka, penumpang dari dalam yang berdiri berjejalan di depan pintu, otomatis keluar ikut mengantre bersama penumpang yang akan naik. Sehingga, penumpang yang turun tidak terhalang.
Setelah tak ada lagi penumpang yang turun, penumpang yang mengantre dan yang memberi jalan segera masuk ke dalam kereta. Penumpang kembali penuh hingga batas pintu kereta.
Beberapa yang melihat tidak ada kemungkinan masuk melalui pintu itu, akan mencari pintu lain yang masih memungkinkan dirinya bisa masuk ke dalam kereta.
Namun, ada juga yang masih nekat memaksa masuk. Ya itu, mereka menggunakan bagian belakang badan mereka untuk mendorong penumpang lain.
Seperti yang dilakukan seorang pria yang memaksa masuk, padahal tas jinjing yang dibawanya nyaris terjepit pintu yang menutup.