Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membangun Kota Layak Huni hingga 40 Tahun ke Depan...

Kompas.com - 18/11/2015, 13:21 WIB
Anne Anggraeni Fathana

Penulis


KOMPAS.com - Menurut data Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), perkotaan menguasai 54 persen populasi dunia pada 2014 lalu. Angka itu diperkirakan naik menjadi 66 persen atau setara dengan 2,5 milyar penduduk di tahun 2050 mendatang.

Berdasarkan fakta tersebut, perkotaan menghadapi tantangan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan populasinya. Semakin banyak penduduk, tentu semakin beragam pula perbaikan yang harus dilakukan.

Mengelola perkotaan masa depan menuntut agenda perubahan yang mencakup kemudahan akses agar kota dapat lebih nyaman sebagai tempat tinggal. Selain itu, kota juga sebaiknya tetap menjadi wilayah yang efektif dan produktif.

Hari ini kita memiliki sistem Internet of Things (IoT) yang disebut-sebut sebagai cikal bakal teknologi pengelola kota masa depan. Melalui IoT, infrastruktur dijalankan berdasarkan data yang tersimpan dalam jaringan internet.

IoT bekerja dengan energi rendah dan mampu beroperasi dengan jangkauan luas. Saat ini sistem juga telah dikembangkan Scnheider Electric dan telah diaplikasikan di beberapa kota dunia.

Salah satunya diterapkan di Houston, Texas, Amerika Serikat. Lebih dari 26 geduug di wilayah seluas lebih dari 200 juta meter persegi itu dibangun kembali dengan prinsip hemat energi, yaitu dari segi operasional dan kenyamanan penggunaannya.

Mengacu pada konsep pembangunan kota tersebut, apa saja faktor pembentuk kota masa depan? Berikut beberapa patokannya:

Pemerintah yang berani

Kota masa depan membutuhkan ketepatan strategi untuk mengelola sumber kehidupan masyarakat, mulai dari kebutuhan primer sampai tersier. Selain itu, kepiawaian untuk melihat karakteristik dan berkolaborasi dengan masyakaratnya pun menjadi faktor utama.

Kedua hal tersebut digunakan untuk merancang perwujudan kota layak tinggal di masa depan. Keberanian pemerintah kota juga diperlukan dalam implementasinya secara jangka panjang.


Thinkstock Hari ini kita memiliki sistem Internet of Things yang disebut-sebut sebagai cikal bakal teknologi pengelola kota masa depan.

Kenyamanan perumahan

Tempat tinggal merupakan hal krusial ketika berbicara mengenai kota, mengingat ledakan penduduk di masa depan semakin membengkak. Konsep perumahan yang kita kenal sekarang tidak cukup bisa diandalkan.

Untuk itu, hunian masa depan dirancang mampu menghasilkan dan menyimpan aliran listrik mereka sendiri. Tujuannya agar meringankan serta mengurangi ketergantungan konsumsi jaringan negara.

Sanitasi yang baik, misalnya, juga masuk dalam tatanan perumahan masa depan. Upaya tersebut dilakukan untuk menciptakan lingkungan bebas penyakit dan kehidupan lebih nyaman.

Infrastruktur cerdas

Infrastruktur menjadi kendala utama dalam membangun kota cerdas (smart city). Masalahnya, semua hal terkait dengan kegiatan sehari-hari, mulai transportasi, pendidikan, kesehatan, dan lainnya.

Belakangan infrastruktur kota masa depan dibangun berkonsep ramah lingkungan dan dirasakan mampu menjawab kebutuhan masyarakat. Misalnya, transportasi umum dikendalikan oleh listrik dan menghasilkan efisiensi, yang bisa datang tepat waktu dan rendah polusi.

Sumber daya baru

Bertambahnya penduduk menggiring pada habisnya sumber daya alam karena pemakaian yang terus menerus. Hal ini juga menyebabkan kadar polusi sehingga berakibat pada perubahan cuaca dan dampak kerusakan lainnya.

Solusinya adalah mencari sumber daya terbarukan dan mempertahankannya untuk masa depan. Penggunaan sumber daya tradisional pun dikurangi karena ketersediaannya semakin terbatas.

Kemapanan teknologi

Teknologi memegang peran penting dalam pembangunan kota masa depan. Bantuannya akan menjembatani akses kesehatan, jalinan komunikasi, serta kemudahan berbagai aspek kehidupan lainnya.

Infrastruktur masyarakat dan penggunaan sumber daya nantinya akan dikelola dan dipantau teknologi ini. Hal itu mengingat semua data tersimpan dalam jaringan internet, sementara pemeriksaan berkala dan kerusakannya bisa dilakukan menjadi lebih efisien dan cepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria yang Tewas di Kamar Kontrakan Depok Tinggalkan Surat Tulisan Tangan

Pria yang Tewas di Kamar Kontrakan Depok Tinggalkan Surat Tulisan Tangan

Megapolitan
Pria di Cengkareng Cabuli Anak 5 Tahun, Lecehkan Korban Sejak 2022

Pria di Cengkareng Cabuli Anak 5 Tahun, Lecehkan Korban Sejak 2022

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Diberi Uang Rp 300.000 untuk Gugurkan Kandungan oleh Kekasihnya

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Diberi Uang Rp 300.000 untuk Gugurkan Kandungan oleh Kekasihnya

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sudah Berpacaran dengan Kekasihnya Selama 3 Tahun

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sudah Berpacaran dengan Kekasihnya Selama 3 Tahun

Megapolitan
Sang Kekasih Bawa Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading ke Jakarta karena Malu

Sang Kekasih Bawa Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading ke Jakarta karena Malu

Megapolitan
Kasus Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading Belum Terungkap Jelas, Polisi: Minim Saksi

Kasus Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading Belum Terungkap Jelas, Polisi: Minim Saksi

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Waspadai Hujan di Pagi Hari

Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Waspadai Hujan di Pagi Hari

Megapolitan
Terbukti Konsumsi Ganja, Chandrika Chika dkk Terancam Empat Tahun Penjara

Terbukti Konsumsi Ganja, Chandrika Chika dkk Terancam Empat Tahun Penjara

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Konsumsi Narkoba Satu Tahun Lebih

Selebgram Chandrika Chika Konsumsi Narkoba Satu Tahun Lebih

Megapolitan
Meski TikTokers Galihloss Minta Maaf Usai Video Penistaan Agama, Proses Hukum Tetap Berlanjut

Meski TikTokers Galihloss Minta Maaf Usai Video Penistaan Agama, Proses Hukum Tetap Berlanjut

Megapolitan
Alasan Chandrika Chika dkk Konsumsi Narkoba: Bukan Doping, untuk Pergaulan

Alasan Chandrika Chika dkk Konsumsi Narkoba: Bukan Doping, untuk Pergaulan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com