Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penumpang Lion Dengar Ucapan "Pramugari Kami Cantik yang Ditinggal Suami"

Kompas.com - 19/11/2015, 12:45 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penumpang pesawat Lion Air JT 990 untuk penerbangan Surabaya-Denpasar, Lambertus Maengkom, membantah klarifikasi manajemen Lion Air yang mengatakan bahwa kopilot dalam penerbangan tersebut hanya mengucapkan selamat ulang tahun kepada pramugarinya.

(Baca: Lion Air: Kopilot Sampaikan Pramugari Masih "Single" dan Sedang Cari Jodoh)

"Saat saya naik, tidak ada itu ucapan selamat ulang tahun. Yang sebenarnya terjadi, menurut saya, sangat bikin saya dan penumpang lainnya ketakutan," kata Lambertus saat dihubungi Kompas.com, Kamis (19/11/2015).

Lambertus merupakan salah satu penumpang Lion Air yang ikut dalam penerbangan Surabaya-Denpasar pada 14 November 2015 tersebut. Ia juga telah membuat laporan ke rubrik pengaduan di website milik Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan atas kejadian tidak menyenangkan dalam penerbangannya dengan Lion Air tersebut.

Menurut Lambertus, saat pesawat melakukan persiapan hingga lepas landas dan mendarat, kru dari pesawat Lion Air yang ditumpanginya tersebut kerap bercanda dan tidak serius menjalankan tugasnya.

"Saya tidak dengar ada kata selamat ulang tahun. Kata-kata yang jelas saya dengar dan masih ingat, begini, 'Pramugari kami cantik yang ditinggal suami dalam pernikahan pertamanya,'" kata Lambertus.

"Terus ada kata janda, cantik, dan hidung pesek yang diulang-ulang lewat announcement (pengumuman). Itu kan enggak sepantasnya," kata Lambertus.

(Baca: Lion Air Bantah Isu Pilot Tawarkan Pramugari Janda dan Suara Desahan)

Kata-kata itu, lanjut dia, terdengar ketika pesawat akan lepas landas. Setelah itu, saat pesawat lepas landas, Lambertus mendengar suara bisik-bisik di bagian belakang pesawat.

Seperti situasi umumnya saat lepas landas, suasana cukup hening dan lampu pesawat dimatikan sehingga suara bisik-bisik tersebut dapat terdengar jelas.

"Tiba-tiba terdengar suara, 'Hei, sini dong', sambil bisik-bisik. Itu yang saya bilang seperti suara mendesah. Jadi, bukan kedengaran di speaker, tetapi memang terdengar langsung oleh penumpang," ujar dia.

Menurut Lambertus, penumpang yang mendengar suara tersebut pun bertanya-tanya. Ia mengaku melihat banyak penumpang mencari tahu sumber suara dengan melihat ke depan, ke belakang, hingga meninggikan kepalanya seolah penasaran.

Kemudian, saat pesawat sudah lepas landas, kondisi pesawat stabil dan lampu kabin kembali dinyalakan. Selama pesawat stabil, menurut dia, tidak ada hal aneh yang terjadi.

Kejanggalan kembali terjadi saat pesawat tengah mendarat di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali. Menurut Lambertus, ketika pesawat akan mendarat, kru Lion Air kembali terdengar bercanda.

"Waktu pramugari announce, untuk penumpang yang akan transit bla-bla-bla, ada suara di speaker yang nyelak, 'Transit ke mana?' Di situ, menurut kami, bercandanya sudah keterlaluan," ucap dia.

"Pas pesawat benar-benar berhenti, ada suara lagi dari speaker yang bilang, 'Krunya nge-rock'. Tidak educated (terpelajar) banget," kata Lambertus.

Para penumpang, menurut dia, merasa yakin bahwa suara-suara tak lazim itu berasal dari kokpit, tempat pilot dan kopilot bekerja. (Baca: Lion Air Akui Ada Hal yang Tidak Pantas dalam Penerbangan JT 990)

Penumpang pun kesal dan minta penjelasan dari pilot atau kopilot dengan langsung mendatangi mereka ke depan pintu kokpit. Namun, hingga menunggu hampir satu jam, mereka tidak juga keluar.

Saat beberapa orang meminta tolong ke petugas darat untuk menyampaikan keinginan para penumpang, pilotnya mengaku enggan menemui penumpang. Hingga sekarang, menurut Lambertus, belum ada permintaan maaf langsung dari maskapai Lion Air kepada para penumpang.

"Menurut kami, kru pesawat itu bermain-main dengan nyawa penumpang. Saat paling krusial itu waktu take off dan landing, tetapi malah dibuat bercanda sama mereka," tutur Lambertus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com