Semua hasil pendapatan yang dibayar konsumen seluruhnya untuk driver atau pemilik rental mobil yang bermitra dengan Uber.
"Sampai sekarang, kami tidak dapat uang. Tidak ambil bagian. Semuanya untuk driver. Tapi akan kami atur ke depannya ada pembagian, seperti 80 persen untuk driver, 20 persen untuk kami," kata Karun, Jumat (20/11/2015).
Untuk di Indonesia, layanan Uber telah beroperasi di Jabodetabek, Bandung, dan Bali.
Keputusan untuk belum mengambil untung karena di Indonesia belum ada regulasi yang jelas mengenai bisnis mobile application.
Sementara itu, Karun melihat, pasar di Indonesia sudah mulai banyak yang tertarik dengan transaksi non tunai, seperti di Jakarta.
Transaksi non tunai ini diandalkan pihak Uber untuk menarik minat konsumen yang ingin mencoba pengalaman yang berbeda dari biasanya.
"Uniknya masyarakat di Indonesia, masih banyak yang terbiasa dengan transaksi secara tunai, membawa uang. Lewat Uber, kami terapkan transaksi non tunai dengan kartu kredit jadi ke mana-mana tidak perlu bawa uang dan tidak perlu takut diminta uang lebih sama driver," tutur Karun.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.