Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wajah Lelah Ahok, Sisir Anggaran 13 Jam Sehari

Kompas.com - 23/11/2015, 08:42 WIB

Hemat Rp 1 triliun

Ahok mengaku kecewa kepada para SKPD. Pasalnya, masih terdapat banyak pemborosan anggaran saat diajukan, seperti pada Disbudpar, yang menganggarkan Festival Kota Tua sebesar Rp 10 miliar dalam semalam.

Pada Dinas Energi, Ahok mencatat terdapat Rp 600 miliar hanya untuk bayar listrik. Padahal, jika diganti lampu LED, biaya listrik hanya sekitar Rp 300 miliar.

"Saya sudah periksa semua. Ternyata masih banyak oknum SKPD yang berengsek."

"Saya pikir mereka kan tahu awalnya pakai e-musrembang, e-planing, dan e-budgeting. Nah, bisa saya monitor siapa yang main."

"Namun, waktu sodorin KUA-PPAS ke Banggar, drafnya itu pakai Excel. Saya tahu ada yang enggak beres. Begitu saya periksa, bener banyak pemborosan," kata Ahok.

Menurut Ahok, pembahasan KUA-PPAS masih boleh dikurangi dan tambahkan, terkecuali jika sudah ditandatangani.

Artinya, meski sudah dibahas di Banggar dan kembali dibahas oleh tim eksekutif sendiri, pengurangan dan penambahan masih bisa dilakukan dan tidak melanggar peraturan.

Dengan penyisiran anggaran tersebut, Ahok yakin bahwa pihaknya bisa menghemat Rp 1 triliun. Pasalnya, dari berbagai penyisiran yang telah dilakukan, telah terdapat beberapa anggaran yang bisa dihapus karena termasuk pemborosan.

"Saya yakin dengan penyisiran ini, saya dapat menghemat Rp 1 triliun karena banyak yang ditemukan sebagai anggaran pemborosan," katanya.

Molor

Sementara itu, Wakil Ketua Banggar Muhammad Taufik mengatakan bahwa target pengesahan KUA-PPAS yang dijadwalkan pada 30 November 2015 dipastikan molor.

Pasalnya, hingga saat ini, rapat Banggar dalam pembahasan KUA-PPAS belum menemui kesepakatan.

"Seharusnya, Ahok mengikuti peraturan. Dia bisa mengirimkan surat ke Banggar jika ada perubahan dengan mempertimbangkan efisiensi anggaran," kata Taufik.

"Banggar kita bubarin kan hari Sabtu kemarin karena ada banyak perubahan di beberapa dinas. Kita semua heran, hasil KUA-PPAS pembahasan Banggar berubah semua. Yang melakukan perubahan Ahok sendiri."

"Kalau ada perubahan dilakukan di Banggar dong. Kan secara official kita sudah bahas dengan SKPD. Kewenangan KUA-PPAS adanya di Banggar," katanya. (suf)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com