Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wajah Lelah Ahok, Sisir Anggaran 13 Jam Sehari

Kompas.com - 23/11/2015, 08:42 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Wajah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama Putra (Ahok) terlihat lelah. Sejak beberapa hari, dia menyisir anggaran selama 13 jam sehari.

Kantong matanya terlihat tebal. Wajahnya tidak terlihat segar seperti biasanya. Senyum pun jarang tampil di wajahnya.

Hal ini terlihat saat dia memimpin penyisiran Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2016 di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (22/11/2015).

Penyisiran tersebut dilakukan untuk efisiensi KUA-PPAS 2016 DKI yang mencapai Rp 66 triliun, yaitu dengan menghapus atau mengurangi jumlah anggaran yang telah diajukan oleh para satuan kerja perangkat daerah (SKPD).

Namun, selama penyisiran anggaran, Ahok kerap heran terhadap kepala dinas yang masih tetap menganggarkan kegiatan yang tidak masuk akal.

Ungkapan kekecewaan dan kemarahannya pun sering muncul selama memimpin rapat tersebut.

Ahok sendiri telah melakukan penyisiran anggaran tersebut tanpa memandang waktu hari libur, yaitu sejak Selasa (17/11/2015) hingga Minggu (22/11/2015).

Pelaksanaan rapat itu tidak tanggung-tanggung, yakni dilakukan sejak pukul 09.00 hingga pukul 24.00.

Dalam pelaksanaan rapat, Ahok hanya memberi para SKPD waktu istirahat, yaitu pada pukul 12.00-13.00 dan 18.00-19.00. Artinya, Ahok menggelar rapat selama 13 jam setiap hari.

Tampak beberapa kepala dinas yang usai mengikuti rapat terlihat lelah. Namun, mereka tetap mengaku harus tetap fokus dalam menjalani rapat tersebut.

"Tadi rapat mulai pukul 09.30 baru selesai pukul 16.30. Meski ini hari libur, ya enggak masalah kok. Ini kan demi penyusunan anggaran yang baik. Lagi pula, saya sebagai orang lapangan sudah terbiasa kok," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Subejo.

Air putih

Sebelumnya, Ahok juga menegaskan bahwa dirinya selama bekerja tidak pernah mengonsumsi obat-obatan atau makanan khusus untuk tubuhnya, apalagi untuk memimpin rapat hingga tengah malam hari.

Ahok mengaku cukup mudah untuk menjaga stamina tubuhnya. "Saya nggak perlu macam-macam kok. Cukup minum air putih saja," kata Ahok.

Selama dalam rapat yang digelar setiap malam, Pemprov DKI menyediakan makanan dan minuman yang sederhana, berupa makanan utama dan ringan di setiap waktu-waktu tertentu.

Gugup

Beberapa dinas yang telah mengikuti rapat penyisiran anggaran tersebut antara lain Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud), Dinas Kebersihan, Dinas Pertamanan dan Pemakaman, Dinas Perumahan dan Gedung Pemda, Dinas Pekerjaan Umum Tata Air, Dinas Bina Marga, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, dan Dinas Kesehatan.

Dalam pantauan Warta Kota, pada Minggu (22/11/2015) kemarin, di beberapa video yang diunggah Pemprov DKI melalui situs YouTube, tampak Ahok benar-benar memeriksa secara detail setiap anggaran yang diajukan oleh para SKPD.

Tak jarang, para kepala dinas (kadis) gugup dalam menjawab pertanyaan Ahok terkait masalah anggaran yang diajukan.

Seperti yang tampak pada saat pembahasan anggaran Dinas Pertamanan dan Pemakaman.

Ahok saat itu mempertanyakan masalah pemeliharaan Taman Semanggi yang mencapai Rp 1 miliar per tahun dengan jumlah pekerja sebanyak 25 orang.

"Untuk apa (pemeliharaan) Taman Semanggi sampai Rp 1 miliar, Bu?" tanya Ahok kepada Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman Ratna Dyah Kurniati.

"Coba telepon, saya mau tahu nama-nama petugas taman itu, benar enggak?" perintah Ahok.

Mendapatkan pertanyaan tersebut, Ratna beserta para staf pun langsung bergegas mengambil telepon selulernya dan terlihat sibuk mencoba menghubungi seseorang.

"Ibu dari kapan di Dinas Taman?" tanya Ahok.

"Dari 2009, Pak," jawab Ratna.

"Sudah lama sekali ya, Bu. Sudah deh, sekarang kita ishoma (istirahat shalat makan) dulu. Ibu ngarang cerita yang baik dulu," ucap Ahok.

Hemat Rp 1 triliun

Ahok mengaku kecewa kepada para SKPD. Pasalnya, masih terdapat banyak pemborosan anggaran saat diajukan, seperti pada Disbudpar, yang menganggarkan Festival Kota Tua sebesar Rp 10 miliar dalam semalam.

Pada Dinas Energi, Ahok mencatat terdapat Rp 600 miliar hanya untuk bayar listrik. Padahal, jika diganti lampu LED, biaya listrik hanya sekitar Rp 300 miliar.

"Saya sudah periksa semua. Ternyata masih banyak oknum SKPD yang berengsek."

"Saya pikir mereka kan tahu awalnya pakai e-musrembang, e-planing, dan e-budgeting. Nah, bisa saya monitor siapa yang main."

"Namun, waktu sodorin KUA-PPAS ke Banggar, drafnya itu pakai Excel. Saya tahu ada yang enggak beres. Begitu saya periksa, bener banyak pemborosan," kata Ahok.

Menurut Ahok, pembahasan KUA-PPAS masih boleh dikurangi dan tambahkan, terkecuali jika sudah ditandatangani.

Artinya, meski sudah dibahas di Banggar dan kembali dibahas oleh tim eksekutif sendiri, pengurangan dan penambahan masih bisa dilakukan dan tidak melanggar peraturan.

Dengan penyisiran anggaran tersebut, Ahok yakin bahwa pihaknya bisa menghemat Rp 1 triliun. Pasalnya, dari berbagai penyisiran yang telah dilakukan, telah terdapat beberapa anggaran yang bisa dihapus karena termasuk pemborosan.

"Saya yakin dengan penyisiran ini, saya dapat menghemat Rp 1 triliun karena banyak yang ditemukan sebagai anggaran pemborosan," katanya.

Molor

Sementara itu, Wakil Ketua Banggar Muhammad Taufik mengatakan bahwa target pengesahan KUA-PPAS yang dijadwalkan pada 30 November 2015 dipastikan molor.

Pasalnya, hingga saat ini, rapat Banggar dalam pembahasan KUA-PPAS belum menemui kesepakatan.

"Seharusnya, Ahok mengikuti peraturan. Dia bisa mengirimkan surat ke Banggar jika ada perubahan dengan mempertimbangkan efisiensi anggaran," kata Taufik.

"Banggar kita bubarin kan hari Sabtu kemarin karena ada banyak perubahan di beberapa dinas. Kita semua heran, hasil KUA-PPAS pembahasan Banggar berubah semua. Yang melakukan perubahan Ahok sendiri."

"Kalau ada perubahan dilakukan di Banggar dong. Kan secara official kita sudah bahas dengan SKPD. Kewenangan KUA-PPAS adanya di Banggar," katanya. (suf)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Warta Kota


Terkini Lainnya

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai 'Cutter' juga Lukai Warga Rusun

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai "Cutter" juga Lukai Warga Rusun

Megapolitan
Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Megapolitan
Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Megapolitan
Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Megapolitan
Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Megapolitan
Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Megapolitan
Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Megapolitan
Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Megapolitan
Polisi Temukan 'Tisu Magic' dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Polisi Temukan "Tisu Magic" dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Video Pencurian Mesin 'Cup Sealer' di Depok Viral di Media Sosial

Video Pencurian Mesin "Cup Sealer" di Depok Viral di Media Sosial

Megapolitan
Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Megapolitan
Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Megapolitan
SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa 'Stasioner' untuk Tanggulangi Banjir

SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa "Stasioner" untuk Tanggulangi Banjir

Megapolitan
Gibran Kunjungi Rusun Muara Baru, Warga: Semoga Bisa Teruskan Kinerja Jokowi

Gibran Kunjungi Rusun Muara Baru, Warga: Semoga Bisa Teruskan Kinerja Jokowi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com