Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bunker Stasiun Tanjung Priok yang Tembus hingga Pelabuhan

Kompas.com - 25/11/2015, 06:33 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Keberadaan bunker di Stasiun Tanjung Priok bukan rahasia lagi. Terletak di bawah stasiun, bunker tersebut berumur sama tuanya dengan stasiun.

Pintu masuk bunker berada di dalam stasiun. Tepatnya di belakang bar dan di samping ruang dapur.

Dengan letak cukup strategis dan tertutup tersebut, bunker disebut-sebut memiliki kegunaan khusus. Wakil Kepala Stasiun Tanjung Priok Armidi tidak membantah keberdaaan bunker tersebut penting.

"Konon katanya itu untuk menimbun hasil bumi," kata Armidi kepada Kompas.com di Jakarta Utara, Selasa (23/11/2015).

Tinggi bunker yakni sekitar dua meter dengan lebar empat meter. Dengan ukuran tersebut, bunker dinilai cukup luas.

Armidi juga menyebut di dalam bunker seperti jalan raya. "Nah itu juga tembus ke Pelabuhan Tanjung Priok," tambah Armidi.

Dari cerita yang didapat, jalan tembus ke Pelabuhan Tanjung Priok itu untuk mengangkut hasil bumi. Saat itu, para penjajah dari Belanda memanfaatkan untuk menyelundupkan hasil bumi tanpa harus diganggu oleh pribumi.

"Kalau bawah tanah kan tidak kelihatan dari atas tidak diganggu sama pribumi, Jadi orang Belanda lewat bawah tanah itu," kata Armidi.

Selain jalan tembus ke pelabuhan, dalam bunker juga terdapat semacam kamar yang disekat. Kamar tersebut muat tiga sampai empat kamar tidur.

"Persis seperti penginapan di atas," kata Armidi.

Eksplorasi dihentikan

Pemerintah pernah melakukan eksplorasi terhadap bunker tersebut pada tahun 2009. Namun, eksplorasi dihentikan karena mengalami kendala di dalam bunker.

Dari eksplorasi juga tak ditemukan barang-barang berharga di dalam bunker. Kondisi bunker digenangi air dan jalannya tertutup oleh tanah yang dinilai cukup membahayakan.

Genangan air di dalam bunker yakni selutut orang dewasa. Kini, bunker tersebut ditutup. Sebab, PT Kereta Api Indonesia (KAI) tengah merenovasi Stasiun Tanjung Priok untuk dipergunakan kembali.

"Ini kan ada pekerjaan. Namanya orangproyek kan takutya mau kencing dan buang air besar, mending ditutup pake triplek," tutup Armidi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Megapolitan
Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Megapolitan
Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com