Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rizieq Dilaporkan karena Pelesetkan "Sampurasun", Ini Tanggapan FPI

Kompas.com - 25/11/2015, 19:06 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Majelis Syura DPP Front Pembela Islam (FPI), Habib Muchsin Alatas, menilai, pelaporan Ketua Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Syihab ke Polda Jabar oleh Angkatan Muda Siliwangi terlalu berlebihan.

Laporan yang disampaikan masyarakat Sunda melalui Angkatan Muda Siliwangi itu berkaitan dengan pernyataan Rizieq yang mengganti salam "sampurasun" menjadi "campur racun".
 
"Kira-kira clear dan (masalah) ini terlalu didramatisasi, ya," kata Muchsin kepada Kompas.com, Rabu (25/11/2015). (Baca: Pelesetkan Salam "Sampurasun", Rizieq Syihab Dilaporkan ke Polisi)

Menurut dia, Rizieq telah berdakwah dengan benar. Dalam tablig akbar di Purwakarta beberapa waktu lalu itu, kata dia, Rizieq hanya menyampaikan kepada warga agar tidak mengganti ucapan salam dalam Islam "assalamualaikum" dengan "sampurasun".

"Beliau bilang, assalamualaikum ini simbol agama, dan masyarakat Sunda boleh dengan bahasa Sunda-nya, sampurasun. Jangan sampai assalamualaikum digantikan oleh sampurasun," kata Muchsin. 

Meski demikian, ia tak mempermasalahkan pelaporan tersebut. Pasalnya, menurut Muchsin, setiap warga negara berhak untuk melaporkan pihak mana pun ke kepolisian.

Nantinya, kata dia, proses hukum yang akan membuktikan ada atau tidaknya kesalahan yang dilakukan Rizieq.

Ia juga membantah bahwa Rizieq menyebut "sampurasun" dengan "campur racun". (Baca: Bupati Purwakarta Minta Rizieq Syihab Minta Maaf)

"Ah, itu memang warganya saja yang salah dengar," kata Muchsin.

Sebelumnya, Ketua Umum Angkatan Muda Siliwangi Noery Ispandji Firman dan sejumlah tokoh Sunda melaporkan bahwa Rizieq menyampaikan ucapan kebencian atau hate speech, serta melanggar Pasal 28 ayat 2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Rizieq dinilai dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi untuk menimbulkan rasa benci atau permusuhan individu dan atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Selain itu, para tokoh Sunda ini mendesak Rizieq untuk meminta maaf secara terbuka kepada seluruh masyarakat Sunda.

Wali Kota Ridwan Kamil juga menuntut permintaan maaf Rizieq kepada warga Sunda. Adapun video pelesetan "sampurasun" menjadi "campur racun" ini juga sudah beredar luas di media sosial YouTube, yang diunggah melalui akun atas nama Muhammad Nazzar.

Dalam video tersebut, Rizieq mengucapkan "campur racun" sebagai salam pembuka. (Baca: Ridwan Kamil: Saya Harap Rizieq Syihab Minta Maaf ke Masyarakat Sunda)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Megapolitan
Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Megapolitan
Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com