Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pejabat Sudin Sosial Dicopot Ahok karena Coba Masukkan "Anggaran Siluman"

Kompas.com - 28/11/2015, 00:29 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyebut banyak memecat pejabat di Suku Dinas Sosial. Pasalnya, lanjut dia, banyak oknum pejabat di satuan kerja perangkat daerah (SKPD) tersebut yang berupaya memasukkan anggaran siluman.

"Waktu pembahasan KUA-PPAS (kebijakan umum anggaran prioritas plafon anggaran sementara), mereka itu ngeyel. Saya sudah suruh coret (program) ya dicoret, makanya pakai e-planning biar enggak bisa bohong," kata Basuki, di Balai Kota, Jumat (27/11/2015). 

Basuki menegaskan tidak mau peristiwa anggaran siluman di Dinas Pekerjaan Umum terulang kembali. Pada November 2012 lalu, ada program yang sudah dipangkas, muncul kembali setelah APBD disahkan.

Saat ini, Pemprov DKI merancang anggaran menggunakan sistem e-planning dan e-budgeting. Sehingga mudah diawasi.

"Kalau saya sudah suruh coret untuk pembahasan yang satu, anda tidak coret dan anda tidak membuka password komputer ya berarti enggak ada niat anda mencoret anggaran itu," kata Basuki. 

Selain itu, Basuki menengarai para oknum ini meremehkan dirinya. Mereka mengira, Basuki tidak akan menyisir anggaran hingga tengah malam. Padahal, Basuki juga menginstruksikan stafnya untuk mengawasi anggaran.

"Kami lihat, dia (Sudin Sosial) buka (e-planning), tapi dihapus enggak? Enggak. Jadi waktu kami panggil dia, mereka ngeles angkanya, ngeyel. Ya sudah, kami ganti," kata Basuki. 

Dengan begitu, Basuki memecat pejabat eselon III dan IV yang ada di Sudin Sosial. Basuki tidak memecat pejabat eselon II atau setingkat Kepala Dinas.

"Semalam dalam perjalanan, saya khawatir dinas punya anggaran terlalu besar. Saya khawatir pergantian pejabat itu jadi masalah serapan anggaran," kata Basuki. 

Ada sebanyak 65 pejabat eselon di lingkungan Pemprov DKI yang dilantik Basuki hari ini. Pejabat eselon II yang dilantik adalah Meri Ernahani sebagai Inspektur DKI Jakarta, Junaedi S sebagai Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta, Iqbal Akbarudin sebagai Sekretaris Dewan Pengurus Korpri, dan Sahat Parulian sebagai Asisten Deputi Gubernur bidang Industri dan Perdagangan DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com