Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentrokan di Bundaran HI, Polisi Tembakkan Gas Air Mata

Kompas.com - 01/12/2015, 11:51 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ratusan orang yang mengaku dari Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) diamankan polisi. Mereka terlibat bentrok dengan polisi di sekitar Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, Selasa (1/12/2015).

Ardi (25), saksi mata bentrokan, menuturkan, awalnya massa yang lebih kurang terdiri atas 100 orang tersebut berunjuk rasa di Bundaran HI. Namun, massa tersebut diketahui tak mengantongi izin.

"Demonya pecah jadi dua, satu di Bundaran HI, satu lagi di depan Menara BCA," kata Ardi di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat.

Massa di depan Menara BCA tidak diperbolehkan bergabung dengan massa yang ada di Bundaran HI. Massa juga disebut tak dapat menunjukkan izin keramaian saat diminta polisi.

"Nah, yang chaos itu di sini (depan Menara BCA)," kata Ardi.

Saksi mata lainnya, Ivan (30), pegawai keamanan di gedung sekitar Sudirman, mengungkapkan, keributan saat itu cukup besar. Sebab, polisi berulang kali menembakkan gas air mata.

"Iya, ada gas air mata juga. Bentrok banget," kata Ivan.

Namun, Ivan tak mengetahui persis penyebab bentrokan massa dengan polisi di Jalan Jenderal Sudirman tersebut. Ia baru datang untuk ikut mengamankan saat bentrokan sudah pecah.

Tampak, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti berada di lokasi. Namun, Krishna enggan memaparkan kronologi bentrokan.

"Nanti sama Kabid Humas Polda Metro Jaya (Kombes Mohammad Iqbal) saja," kata Krishna.

Menurut pantauan Kompas.com, massa tersebut dimasukkan ke dalam metromini dan beberapa bus polisi. Dengan pengawalan ketat polisi, massa tersebut digiring ke Mapolda Metro Jaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Cerita Warga 'Numpang' KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Cerita Warga "Numpang" KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Megapolitan
Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Megapolitan
Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Megapolitan
Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Megapolitan
Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Megapolitan
Kronologi Remaja Dianiaya Mantan Sang Pacar hingga Luka-luka di Koja

Kronologi Remaja Dianiaya Mantan Sang Pacar hingga Luka-luka di Koja

Megapolitan
Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Megapolitan
Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Megapolitan
Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Megapolitan
Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Megapolitan
Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com