Menurut Basuki, birokrasi RSUD Koja terdahulu sangat berbelit. Bahkan, pasien harus menunggu lama jika ingin menggunakan kartu Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).
"Dulu saya diminta Pak Jokowi untuk cek RSUD Koja sekitar Oktober 2012. Pas ke sana, saya kaget ini RSUD Koja apa Pasar Kramat Jati," kata Basuki.
Menurut Basuki, kondisi RSUD Koja saat itu tidak laik untuk disebut rumah sakit. Perlu ada penambahan tempat tidur dan rumah sakit di sana.
Saat itu, pengurus RSUD mengatakan harus melakukan detail engineering design (DED) terlebih dahulu untuk membangun rumah sakit baru di RSUD Koja.
Tahun 2014 baru bisa dilelang dan rampung diperkirakan awal tahun 2016.
"Itu baru bangunannya. Alat kesehatan juga mesti dilelang lagi. Saya tanya, jadi kapan bisa dipakai (rumah sakit yang baru. Dia bilang, tahun 2017, Pak," kata Basuki.
Basuki kaget mendengar itu. Dia pun membatalkan DED dan meminta pembangunan rumah sakit dilakukan dengan desain rancang bangun. Namun saat itu, dokumen rancang bangun belum tersedia di DKI.
Kemudian, Basuki meminta bantuan Kuntoro Mangkusubroto yang saat itu menjabat sebagai Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UK4).
Kuntoro lantas menindaklanjuti aduan Basuki dengan menelepon Agus Rahardjo, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP).
"Pak Kuntoro telepon Pak Agus begini, 'pokoknya lo beresin ya dua bulan. Si Ahok yang minta'. Jadi RS Koja yang baru dibangun dengan desain lelang rancang bangun," kata Basuki.
Pemenang lelang pembangunan RSUD Koja adalah salah satu perusahaan BUMN terbaik. Hasilnya, 2 tahun 8 bulan, rumah sakit itu sudah beroperasi.
Basuki mengaku sempat khawatir gedung baru RSUD Koja jelek akibat rancang bangun. Ternyata setelah ditinjau, gedung baru RSUD Koja berstandar seperti RS swasta lain.
"Saya berani klaim, RSUD Koja ini adalah rumah sakit bebas dari antibiotik. Ruang operasinya dan sistem sirkulasinya hebat dibanding rumah sakit lain di Indonesia. RSUD Koja juga rumah sakit pendidikan terbaik di Indonesia, banyak CCTV, tidak ada antrean lebih dari 15 detik," kata Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.