Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awalnya Koran 'Nempel' di Pipi, Penyandang Disabilitas Ini Kini Sukses Jadi Pengusaha

Kompas.com - 06/12/2015, 09:42 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Irma Suryati adalah seorang penyandang disabilitas yang lumpuh akibat polio sejak usianya masih empat tahun.

Dia tidak pernah lupa payahnya hijrah ke Jakarta 15 tahun lalu. Dia menjual keset yang dia buat kala itu.

Sebagai pembuat keset, Irma yang tinggal di Kebumen rela bolak-balik Jakarta setiap dua minggu sekali untuk menjual barang tersebut.

Namun, seringkali keset itu tidak laku. "Segala macam proses saya lewati sampai saya terpaksa tidur di emperan Pasar Tanah Abang dengan buntelan dua karung keset. Saat itu lagi musim hujan dan banjir," ujar Irma.

Irma menceritakan kisahnya itu pada malam penghargaan Perempuan Inspiratif Nova 2015 di Jalan Raden Saleh, Jakarta, Sabtu (5/12/2015) malam.

Irma mengaku tidur dengan beralaskan koran. Pada pagi hari, ketika dia bangun, kertas koran yang menjadi alas tidurnya menempel di pipi.

Irma tidak menyangka bahwa koran itu justru menjadi gerbang peluangnya menuju sukses.

"Di koran itu ada pengumuman lomba wirausaha dan saya ikuti. Pesertanya 10.000 orang dari seluruh Indonesia dan saya juara pertama," ujar Irma.

Irma mengatakan, setelah itu hidupnya mulai berubah. Sebab, tidak ada lagi yang meragukan kemampuan penyandang disabilitas dalam membuat sesuatu.

Kini, usaha keset Irma berkembang pesat hingga ekspor ke beberapa negara seperti Australia, Jerman, Jepang, dan Turki.

Usaha keset Irma juga berbeda. Dia memberdayakan sekitar 3.000 penyandang disabilitas untuk bekerja membuat keset.

Selain itu, Irma juga membuat tiga buah toko kelontong bernama difabelmart. Seluruh pekerja di toko tersebut adalah penyandang disabilitas.

"Saya ingin buktikan kepada masyarakat di sekitar saya bahwa penyandang cacat tidak selalu jadi beban negara tapi kami bisa jadi aset," ujar Irma.

Pada malam itu, Irma menerima penghargaan kategori Perempuan dan Wirausaha.

Satu pohon pisang yang ubah segalanya
Selain Irma, ada satu perempuan lagi yang menerima penghargaan yaitu Ratna Prawira. 

Dulu, Ratna adalah wanita yang tidak suka lama-lama di dapur. Namun, ekonomi sulit membuat dia harus beraktivitas di dapur.

Berawal dari satu buah pohon pisang yang dia lihat di halaman belakang rumahnya. Dia mulai bereksperimen untuk mengolah seluruh bagian pohon tersebut.

"Dan Allah seperti memberikan ilmu masuk ke otak saya sehingga saya bisa mengolah semua bagian pohon itu. Dari daunnya, bonggolnya, menjadi makanan dan minuman," ujar Ratna.

Ratna mengatakan, dia telah membuktikan bahwa menjadi pengusaha tidak selalu perlu modal besar. Sebab, modalnya sendiri saat itu hanya Rp 25.000 dan sebuah pohon pisang.

Ratna mendapatkan banyak penghargaan lewat penemuan itu. Produknya laku dan menjadi terkenal.

Dengan kisahnya, Ratna ingin mengajak perempuan Indonesia untuk tidak lupa bangkit jika sedang berada di posisi terendah.

"Saya terpuruk, saya bangkit, berdiri dan saya bisa. Kalau saya bisa, seluruh perempuan pasti bisa," tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Megapolitan
Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Megapolitan
Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com