Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Ahok Tetap Beli Lahan RS Sumber Waras meski Tak Direkomendasi Dinkes

Kompas.com - 07/12/2015, 09:48 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan alasannya tetap membeli lahan Rumah Sakit (RS) Sumber Waras melalui anggaran pendapatan belanja daerah perubahan (APBD-P) 2014.

Padahal, Dinas Kesehatan DKI sudah menerbitkan rekomendasi kepada Basuki untuk tidak membangun RS di lahan RS Sumber Waras.

"Kamu mesti lihat surat dan kronologinya," kata Basuki, di Balai Kota, Senin (7/12/2015). 

Dinkes DKI, lanjut dia, merekomendasi lahan yang berada di Jalan Kesehatan, Jakarta Pusat, bersebelahan dengan Kantor Dinas Kesehatan; Jalan Sunter Permai Raya, Jakarta Utara, yang kini menjadi lokasi Gedung Ambulance Gawat Darurat.

Sedianya, lahan di Jalan Kesehatan untuk RS jantung, dan di Jalan Sunter Permai Raya untuk RS kanker.

Basuki mengatakan, ia telah membuat surat disposisi kepada Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Saefullah untuk membeli lahan rekomendasi Dinkes DKI.

"Disposisi saya, Saudara Sekda, segera dianggarkan untuk dibangun (RS) sesuai aturan. Artinya apa? Saya enggak ngebet beli RS Sumber Waras. Bagi saya yang penting, Jakarta ada RS kanker dan jantung tambahan. RS yang ada sudah penuh," kata Basuki. 

Yayasan Kesehatan Sumber Waras (YKSW) sebelumnya juga menyatakan tidak menjual lahan RS Sumber Waras.

Kemudian, saat pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) beberapa waktu lalu, Basuki ditanya mengapa akhirnya ia tetap membeli lahan RS Sumber Waras.

Basuki mengatakan, YKSW berkirim surat kepada Pemprov DKI dan bersedia menjual lahan RS Sumber Waras sesuai nilai jual objek pajak (NJOP).

"Saya setuju (dengan lahan yang direkomendasikan Dinkes). Ternyata dia (YKSW) tawarin surat, menyatakan kalau lahan RS Sumber Waras dijual," kata Basuki. 

BPK bertanya lagi kepadanya, kenapa akhirnya Pemprov DKI batal membangun RS jantung? Basuki mengatakan, lahan yang direkomendasi Dinkes DKI tidak menyambung dengan RS Tarakan.

Akhirnya, Pemprov DKI memanfaatkan lahan yang ada di RS Tarakan untuk membangun spesialisasi jantung. Kini, RS Tarakan, kata dia, sudah dapat difungsikan untuk operasi dan kemoterapi.

"Kenapa kami enggak pakai (gedung) ambulance gawat darurat? Di sana, 8.000 meter enggak cukup untuk paliative care. Saya malahan tadinya mau pindahkan (pembangunan) ke Ragunan, Pasar Minggu untuk membangun RS kanker. Ternyata dia (YKSW) bersurat, tawarin (lahan RS Sumber Waras)," kata Basuki.

BPK rencananya akan menyerahkan hasil audit investigasi pembelian lahan RS Sumber Waras kepada KPK, Senin pagi ini. 

Pembelian lahan seluas 3,7 hektar RS Sumber Waras terindikasi kerugian daerah mencapai Rp 191 miliar.

Pemprov DKI membeli lahan milik YKSW senilai Rp 800 miliar pada APBD Perubahan 2014.

Kompas TV 70 Temuan Terungkap Dari Pemeriksaan Ahok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com