Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Anggota Fraksi Gerinda DPRD DKI Tidak Masuk Tiga Bulan

Kompas.com - 10/12/2015, 09:13 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota DPRD DKI Jakarta, Aristo Purboadji Pariadji, sudah tiga bulan absen alias tidak mengantor di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat.

Hal itu berdasarakan data absensi kehadiran rapat Fraksi Gerindra. Anggota komisi C DPRD itu tercatat tidak pernah hadir dalam rapat rutin yang digelar fraksi sejak September sampai November lalu.

Menanggapi hal tersebut, Aristo mengaku tidak sempat untuk berkantor di lantai dua Gedung DPRD DKI. Tetapi, ia membantah bahwa absen bekerja sebagai anggota dewan selama berbulan-bulan.

“Memang saya enggak sempat untuk berkantor. Tapi saya tetap kok mengikuti kegiatan di DPRD DKI, termasuk di AKD (termasuk di Alat Kelengkapan Dewan). Silakan data kehadirannya bisa dicek,” kata Aristo, ketika dikonfirmasi, Rabu (9/12/2015).

Aristo mengatakan bahwa ketidakhadirannya di Gedung DPRD karena sedang menyusun buku berjudul 'Demokrasi Kuat, Mimpi Buruk Koruptor'.

Buku tersebut ia susun sebagai salah satu tanggung jawab dirinya sebagai wakil rakyat, khususnya memberantas praktik korupsi.

"Sebagai salah satu anggota parlemen daerah di Indonesia, saya tertarik dengan alat-alat demokrasi untuk memberantas korupsi." (Baca: Anggota Fraksi Gerindra DPRD DKI Ini Tiga Bulan Tak Aktif)

"Setiap anggota harus memiliki alasan demokratis dalam membantu dan mendukung perjuangan memberantasnya," kata Aristo.

Aristo pun mengakui bahwa bukan menjadi rahasia umum bila oknum di eksekutif dalam hal ini, oknum Pemprov DKI, bermain mata dengan anggota DPRD DKI.

Oleh karena itu, dalam buku dengan pengantar dari Pelaksana Tugas (Plt) Pimpinan KPK, Taufiequrachman Ruki itu , menjadi satu jembatan, tanggung jawab dirinya sebagai anggota Parlemen daerah kepada masyarakat.

"Meningkatkan peran serta fungsi parlemen adalah hal yang wajar dan dirindukan. Parlemen (DPRD DKI) seharusnya menjadi penentu berhasil atau tidaknya perjuangan memberantas korupsi. Dengan semua itu, harusnya dihargai dan didukung oleh setiap pihak," kata Aristo. (Mohamad Yusuf)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puluhan Warga di Bogor Diduga Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia

Puluhan Warga di Bogor Diduga Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsu Dollar AS, Satu Pelaku WNA

Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsu Dollar AS, Satu Pelaku WNA

Megapolitan
Deklarasi Jadi Cawalkot Depok, Supian Suri Ingin Berikan Kebijakan yang Baik untuk Warga

Deklarasi Jadi Cawalkot Depok, Supian Suri Ingin Berikan Kebijakan yang Baik untuk Warga

Megapolitan
Mediasi Berhasil, Eks Warga Kampung Bayam dan Jakpro Sepakat Berdamai

Mediasi Berhasil, Eks Warga Kampung Bayam dan Jakpro Sepakat Berdamai

Megapolitan
Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Megapolitan
Kronologi Polisi Dibacok Saat Bubarkan Remaja yang Hendak Tawuran

Kronologi Polisi Dibacok Saat Bubarkan Remaja yang Hendak Tawuran

Megapolitan
Panitia HUT Ke-79 RI Siapkan 2 Skenario, Heru Budi: Di Jakarta dan IKN

Panitia HUT Ke-79 RI Siapkan 2 Skenario, Heru Budi: Di Jakarta dan IKN

Megapolitan
Berkenalan Lewat Aplikasi Kencan, Seorang Wanita di Jaksel Jadi Korban Penipuan Rp 107 Juta

Berkenalan Lewat Aplikasi Kencan, Seorang Wanita di Jaksel Jadi Korban Penipuan Rp 107 Juta

Megapolitan
Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Megapolitan
Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Megapolitan
Bubarkan Remaja Tawuran, Polisi Malah Kena Bacok di Kembangan

Bubarkan Remaja Tawuran, Polisi Malah Kena Bacok di Kembangan

Megapolitan
Ketua RT di Jatiasih: Kalau Kawat Tidak Bolong, Anak-anak Aman Main di JPO

Ketua RT di Jatiasih: Kalau Kawat Tidak Bolong, Anak-anak Aman Main di JPO

Megapolitan
Polisi Dalami Kedekatan Ibu di Tangsel dengan Pemilik Akun FB yang Perintahkan Cabuli Anak

Polisi Dalami Kedekatan Ibu di Tangsel dengan Pemilik Akun FB yang Perintahkan Cabuli Anak

Megapolitan
Ada Logo Pemprov DKI di Poster Duet Budisatrio-Kaesang, Heru Budi: Saya Tanya Biro Hukum

Ada Logo Pemprov DKI di Poster Duet Budisatrio-Kaesang, Heru Budi: Saya Tanya Biro Hukum

Megapolitan
Bocah Tewas Jatuh dari Jembatan, Jasa Marga Minta Warga Tak Main di Area JPO dan Tol

Bocah Tewas Jatuh dari Jembatan, Jasa Marga Minta Warga Tak Main di Area JPO dan Tol

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com