Dia mengatakan tidak ingin anggota DPRD terlibat kasus hukum pada kemudian hari akibat anggaran ini.
"Ada anggaran muncul tanpa ada pembahasan, lu sama aja doain kita supaya diperiksa Bareskrim. Mana mau kita. Ini harus clear benar," ujar Bestari ketika dihubungi, Kamis (10/12/2015).
Bestari mengaku bingung banyak anggaran yang tidak pernah dibahas sebelumnya tiba-tiba masuk dalam rancangan KUA-PPAS. Dalam hal ini, kehadiran Basuki dalam rapat menjadi penting menurut Bestari.
Kehadiran Basuki bisa mempercepat proses pembahasan. Anggota Banggar juga bisa langsung konfirmasi dengan Basuki jika menemukan anggaran siluman.
"Saya bilang ke dia, 'Ini urusannya gimana sih? kalau you enggak datang Banggar nih enggak bakalan kelar-kelar'. Hampir setengah jam kemarin ngobrolin itu sama Gubernur," ujar dia.
Dia tidak ingin kejadian seperti kasus uninterruptible power supply (UPS) terulang kembali. Anggaran tersebut masuk dalam anggaran tanpa pembahasan terlebih dahulu.
Akhirnya, beberapa anggota DPRD yang belum tentu terlibat harus ikut-ikut menjadi saksi dalam kasus itu.
"Kita lagi menyelamatkan diri kita juga dalam pembahasan anggaran ini," ujar Bestari.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku mendapat laporan dari Ketua Fraksi Partai Nasdem Bestari Barus.
Berdasarkan informasi Bestari, hanya Sudin Tata Air Jakarta Pusat yang tidak memasukkan anggaran yang sudah dipangkas.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.