Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Medsos Dianggap Sebabkan Peningkatan Eksploitasi Seksual pada Anak

Kompas.com - 14/12/2015, 17:30 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - End Child Prostitution, Child Pornography and Trafficiking of Children for Sexual Purposes (ECPAT)  menilai perkembangan media sosial dianggap jadi salah satu penyebab meningkatnya kasus eksploitasi seksual terhadap anak.

Sebab, keberadaan media sosial dinilai membuka peluang bagi pelaku eksploitasi seksual anak untuk mengincar korbannya.

Board of ECPAT Indonesia Ahmad Marzuki, mengatakan terbukanya peluang bagi pelaku eksploitasi seksual untuk mengincar korbannya diperkuat dengan tindakan anak, terutama remaja yang tanpa sadar mengeksplotasi materi seksualitas diri mereka sendiri tanpa sadar.

"Misalnya meng-upload foto yang mungkin bagi mereka biasa dan niatnya bukan untuk seperti itu. Tapi bagi orang lain yang melihat sudah punya nilai. Sehingga itu yang dimanfaatkan," kata Marzuki dalam Konferensi Regional: Perlindungan dan Rehabilitasi bagi Anak Korban Eksploitasi Seksual di Asia Tenggara di Hotel Pullman Jakarta, Senin (14/12/2015). 

Menurut Marzuki, perkembangan media sosial makin diperparah dengan tingginya kebutuhan anak, terutama remaja akan gaya hidupnya. Dan demi memenuhi kebutuhan hidup, kata Marzuki, anak tersebut rela menggadaikan kehormatannnya.

"Demi lifestyle, mereka bisa ketemuan di Singapura. Dengan adanya media sosial semuanya mudah. Apalagi di facebook, orang bisa melihat foto orang lain tanpa perlu berteman lebih dulu," ucap Marzuki.

ECPAT adalah sebuah jaringan nasional untuk menghapuskan praktek-praktek eksploitasi seksual anak termasuk pariwisata seks anak. ECPAT memiliki jaringan yang tersebar di 84 Negara.

Digelarnya Konferensi Regional: Perlindungan dan Rehabilitasi bagi Anak Korban Eksploitasi Seksual di Asia Tenggara bertujuan untuk mencari solusi atas berbagai persoalan anak-anak yang menjadi korban kejahatan seksual.

Tidak hanya itu, konferensi ini juga akan membahas dan mengangkat mengenai fakta Hukuman kebiri bagi pelaku kejahatan seksual dalam pandangan beberapa Negara di ASEAN serta beberapa negara lainnya yang menerapkan hukuman kebiri dan implikasi dalam memerangi kejahatan seksual anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com