Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Hentikan Penyelidikan Dugaan Ijazah Palsu Wali Kota Bekasi

Kompas.com - 16/12/2015, 20:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Reserse Kriminal Polri menghentikan kasus dugaan pemalsuan ijazah yang menjerat Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi.

Penyidik menilai, tidak ada unsur pidana dalam kasus yang dilaporkan warga tersebut. (Baca: Laporan Dugaan Ijazah Palsu Wali Kota Bekasi Diselidiki Bareskrim Polri)

"Memang tidak ada unsur pidana, makanya dihentikan," ujar Kepala Sub Bidang Direktorat Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Besar Rudi Setiawan saat dihubungi, Rabu (16/12/2015).

Beberapa bulan lalu, penyidik menerima dua laporan warga terkait dugaan pemalsuan ijazah SMA Negeri 52 Jakarta dan S-1 Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Bagasasi, Bandung, yang dilakukan Rahmat Effendi.

Berbekal laporan itu, petugas kemudian melakukan penyelidikan. Dari pemeriksaan saksi, pengecekan ijazah, hingga mendatangi langsung ke pihak terkait, penyidik menyimpulkan, tidak ada unsur pidana terkait laporan ini.

Menurut dia, Rahmat awalnya mengenyam pendidikan di sekolah pelayaran. Namun, saat ujian praktik, Rahmat tidak mengikutinya dan memilih melanjutkan pendidikan di sekolah swasta di Jakarta.

Saat ujian nasional berlangsung, sekolah swasta tersebut ikut bersama SMA Negeri 52. Hingga ujian dilaksanakan, Rahmat dinyatakan lulus dan memperoleh ijazah SMA.

"Pihak sekolah telah mengaku mengeluarkan ijazah atas nama Rahmat Effendi," kata mantan Kapolresta Bekasi ini.

Selepas dari SMA, kata dia, Rahmat melanjutkan pendidikan ke STIA Bagasasi di Bandung, Jawa Barat.

Di sana, Rahmat menyelesaikan pendidikan hingga memperoleh gelar sarjana strata satu (S-1).

"Dari situ, dia (Rahmat) mendapatkan ijazah atas pendidikannya," ujar Rudi.

Meski demikian, ijazah Rahmat tidak terdaftar di Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) karena STIA Bagasasi ketika itu melakukan ujian sendiri.

Berdasarkan aturan Badan Akreditasi Nasional tahun 1998, setiap universitas bisa melaksanakan ujian tanpa diwajibkan melapor ke Kopertis.

Dari fakta-fakta tersebut, penyidik pun tak dapat melanjutkan laporan terkait dugaan ijazah palsu ini ke tingkat penyidikan.

Terkait langkah polisi yang menghentikan penyelidikan kasus ini, Rahmat Effendi mengaku bersyukur. (Baca juga: Demo KPU Siantar, Warga Beberkan Dugaan Ijazah Palsu Wali Kota)

Menurut dia, masalah ini telah dipolitisasi oleh lawan politiknya. "Menyebarkan berita bohong dan merekayasa sesuatu mempunyai dampak bagi orang yang diberitakan," kata Rahmat melalui pesan singkatnya.

Meski merasa dizalimi, Rahmat enggan menanggapi laporan itu. Rahmat mengaku akan terus fokus membangun Kota Bekasi.

"Biar tebarlah kebajikan dan ciptakan nilai-nilai luhur untuk membangun peradaban di Kota Bekasi," ujar dia. (Fitriyandi Al Fajri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Warta Kota
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang Sejak 9 April 2024

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang Sejak 9 April 2024

Megapolitan
Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran 'Saudara Frame', Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran "Saudara Frame", Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Megapolitan
Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Megapolitan
JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

Megapolitan
Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Megapolitan
Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' ke RS Polri

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" ke RS Polri

Megapolitan
Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Megapolitan
Sebelum Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Sebelum Toko "Saudara Frame" Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Megapolitan
Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Megapolitan
Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com