Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Metromini Bertuliskan "Executive Class", Dalamnya Karatan

Kompas.com - 22/12/2015, 13:49 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak awal bulan Desember 2015, Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta telah intensif menggelar razia angkutan umum yang tak laik jalan.

Dari razia tersebut, kendaraan yang terjaring ditampung di beberapa tempat, salah satunya di Komplek Terminal Bus Rawa Buaya.

Pantauan Kompas.com, Selasa (22/12/2015), jika biasanya kompleks terminal bus di Rawa Buaya ini lengang, kini sulit untuk masuk karena dari lapangan hingga badan jalan tertutup oleh bus-bus ukuran sedang.

Sebagian besar bus sedang yang diparkir adalah metromini, disusul dengan kopaja dan kopami serta beberapa bus lain.

Trayek bus metromini yang diamankan beragam. Semua pintu bus metromini itu ditutup, tapi beberapa ada yang tidak ada pintunya.

Kaca di bus berwarna oranye dan biru itu juga hanya ada beberapa, sebagian lagi tidak memiliki kaca.

Andri Donnal Putera Kondisi beberapa bus metromini yang diamankan oleh Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta di Komplek Terminal Bus Rawa Buaya, Jakarta Barat, Selasa (22/12/2015).

Ada model bus metromini yang terbaru, yakni yang berbentuk kotak, dan juga ada bus model lama, yang bagian depannya terlihat seperti bemo agak menonjol keluar. Semua bus itu dicampur dengan bus lain, termasuk yang dari kopaja dan kopami.

Saat masuk ke dalam beberapa bus, terlihat busa tempat duduk yang sudah mengkerut, bahkan ada yang sampai kelihatan busanya.

Penampakan bus-bus tersebut dari luar terlihat baik. Cat oranye dan birunya tak terlihat kusam. Seperti metromini yang di kaca samping sopirnya terdapat stiker bertuliskan "Executive Class" dengan salah satu "S"-nya sudah hilang. 

Dari luar, metromini terlihat baik-baik saja. Bahkan, tidak seperti metromini yang ada di dekatnya, bus oranye ini ada bumper depannya.

Tetapi pemandangannya berbeda ketika masuk ke dalamnya. Bau mesin dan aroma oli menyeruak di dalam bus. Sekilas pandang saja terlihat, hampir semua bagian di dalam bus berkarat, termasuk besi di tempat duduk penumpang dan sopir.

Hal yang menarik juga tampak di bangku sopir pada bus metromini. Setirnya terasa goyang saat dipegang. Pedal gas, rem, dan koplingnya pun ada yang keras, ada juga yang sangat enteng saat diinjak.

Di kaca samping tempat duduk sopir, masih ada yang menaruh handuk dan kain lap yang sudah menghitam.

Menurut Kepala Kompleks Terminal Bus Rawa Buaya Rusbandi, ada 192 bus metromini yang diamankan, 59 bus kopaja, dan 10 bus kopami.

Semua bus itu hasil dari penertiban besar-besaran dari Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta sejak tanggal 7 hingga 18 Desember 2015 lalu.

Bus yang diamankan adalah angkutan umum yang beroperasi di wilayah Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Jati Baru.

Kompas TV Inilah Kondisi Metromini yang 'Dikandangkan'

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Megapolitan
Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com