"Allah yang diimani agama mana pun tidak ada yang membenarkan kekerasan dan pembunuhan. Pasti ada kekeliruan teologi. Paus pernah mengajak kita untuk memahami Allah yang Maha Rahim. Semua itu bertolak belakang dengan kekerasan," ujar Suharyo di Gereja Katedral, Jalan Katedral, Jumat (25/12/2015).
Menurut dia, mungkin pelaku teror memiliki motif lain, seperti motif ekonomi, politik, hingga kekuasaan, dalam melakukan teror mereka. Namun, apa pun alasannya, Suharyo menegaskan, hal tersebut tidak bisa dibenarkan.
Agama tidak bisa dijadikan alasan untuk berbuat kekerasan terhadap sesama manusia.
"Gereja katolik menolak segala bentuk kekerasan karena kekerasan merupakan bentuk kegagalan peradaban manusia. Semakin beradab, maka semakin tidak ingin melakukan kekerasan," ujar dia.
Sebelumnya, tim dari Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri telah menangkap 11 teroris. Mereka ditangkap di Bekasi, serta di kawasan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Terduga teroris di Bekasi yang baru ditangkap berasal dari kelompok ISIS yang berhubungan langsung dari Suriah. Adapun kelompok lainnya adalah gembong teroris Poso, Santoso. Mereka ditangkap karena diduga hendak melakukan aksi pada bulan Desember 2015 ini.
Target utama kelompok ini adalah tempat tertentu, orang tertentu, dan aliran lain yang dianggap berseberangan dengan aliran mereka.
Tempat tertentu yang dimaksud adalah kantor polisi dan tempat ibadah. Sementara itu, orang tertentu yang dimaksud adalah pejabat Polri, pejabat Densus 88 Antiteror, pejabat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), dan pejabat pemerintahan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.