Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir dan Kernetnya Ini Salah Bacok "Pak Ogah"

Kompas.com - 28/12/2015, 19:43 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sopir truk trailer, Hamdi (18) dan kernetnya, Ali Fikri (18) naik pitam lantaran kerap dimintai uang oleh Angga Saputra (22) saat melintasi Jalan Kalibaru Timur, Cilincing, Jakarta Utara.

Mereka lantas mengajak temannya, Hamdan untuk menganiaya Angga pada Sabtu (26/12/2015). (Baca juga: Tak Terima Dituduh Sodomi Bocah, Pria Ini Bacok Tetangganya)

Rencana pengeroyokan ini berawal dari kekesalan Hamdi dan Ali yang dimintai uang Rp 2.000 oleh Angga.

"Awalnnya Angga meminta uang sebesar Rp 2.000 kepada Hamdi (sopir truk trailer) dan Ali di dalam mobil," kata Kapolres Metro Jakarta Utara Komisaris Besar Susetio Cahyadi di Jakarta, Senin (28/12/2015).

Tak terima dimintai uang, Ali beradu mulut dengan Angga. Keduanya sama-sama mengaku sebagai jagoan.

"Tersangka AF (Ali Fikri) mengatakan 'lu kayak jagoan saja' dan dijawab oleh Angga 'iya gue jagoan'" tutur Susetio.

Usai cekcok dengan Angga, Ali pulang ke rumah dengan perasaan kesal. Ia kemudian mengajak Hamdi dan Hamdan untuk mencari Angga.

Ketiganya kemudian pergi mencari Angga dengan mengendarai sebuah sepeda motor serta membawa senjata tajam. (Baca juga: Seorang Pelajar Menderita Luka Bacok di Bloks S)

Namun, mereka ternyata salah orang. Tanpa memeriksa dulu siapa pria yang berada di lokasi biasa Angga mengatur lalu lintas, seseorang dari mereka langsung melayangkan senjata tajam ke arah pria tersebut.

Ternyata korban yang terkena senjata tajam tersebut adalah Akbar Fadhilla, bukan Angga.

"Tanpa melihat siapa orangnya yang berada di TKP yang sedang mengatur lalin, langsung dibacok oleh Hamdi sebanyak satu kali di bagian kepala Akbar Fadhilla," kata Susetio.

Akbar sendiri tidak pernah cekcok dengan Ali sebelumnya. Usai dibacok, Akbar dilarikan ke rumah sakit dan tidak tertolong nyawanya.

"Ada 25 jahitan di kepala bagian belakang, tetapi tidak tertolong," tambah Susetio.

Empat jam usai peristiwa tersebut, polisi langsung meringkus Hamdi dan Ali. Sementara itu, Hamdan masih buron.

Kepada wartawan, Hamdi mengaku kesal dengan Angga yang kerap memalak dirinya saat melintas di jalan tersebut. (Baca juga: Ringkus Komplotan Begal, Polisi Terkena Bacokan Pedang )

"Jadi main ngomong nyolot-nyolotan. Saya juga ngeliatnya enggak seneng," kata Hamdi.

Hamdi dan Ali dikenakan Pasal 351 Ayat 3 KUHP dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com