Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Kecelakaan Maut di DKI pada Tahun 2015

Kompas.com - 30/12/2015, 10:28 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Maut bisa berada di mana saja, termasuk di jalanan. Tak cukup kita yang berhati-hati, kalau orang lain tak melakukan hal yang sama, buntutnya kita yang berimbas celaka. 

Lima kasus kecelakaan pada tahun 2015 ini patut jadi pelajaran, agar kejadian serupa tak terulang. Berikut ulasannya:

1. Pengemudi maut Christopher

Awal tahun ini dibuka dengan kasus kecelakaan maut di Jalan Iskandar Muda, Pondok Indah, Jakarta Selatan, yang menewaskan empat orang. 

Alsadad Rudi Sejumlah teknisi Mitsubishi Indonesia didampingi petugas Satlantas Polres Metro Jaksel memeriksa Mitsubishi Outlander B 1658 PJE, di Mapolres Metro Jaksel, Senin (26/1/2015). Mobil tersebut adalah mobil yang dikemudikan oleh Christopher Daniel Syarief (22), tersangka kecelakaan maut di Jalan Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada Selasa (20/1/2015) pekan lalu
Pelaku tabrakan maut ini yakni Christopher Daniel Sjarief, pengemudi Mitsubishi Outlander Sport B 1658 PJE.

Dengan kecepatan 131 kilometer per jam, mobil Christopher menyeruduk sejumlah pengendara yang ada di depannya pada 20 Januari 2015 malam. 

Dari hasil pemeriksaan pihak Mitsubishi, polisi menyatakan pemuda 23 tahun itu melaju tanpa ada upaya untuk mengerem. Polisi menduga Christopher lepas kendali.

Dipengujung kasus, hukum meloloskan Christopher menginap lama di tahanan. Majelis hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memvonis Christopher bebas bersyarat. 

Putusan itu mengecewakan keluarga korban. Bahkan, saat kasus berjalan Christopher hanya berstatus tahanan kota.

2. Kopaja tabrak pengemudi Go-Jek

Kalau ada orang tak berhati-hati, jalanan bisa menjadi maut. Siapa pun bisa menjadi korban dari ketidakhati-hatian seseorang di jalan.

Itulah yang dialami pengemudi Go-Jek Gunawan (44) dan istrinya Lilis (36), serta sang anaknya Aldo (8). 

Orangtua Aldo meninggal di Jalan Buncit, Mampang, Jakarta Selatan, setelah ditabrak kopaja S 612 dengan nomor polisi B 7664 RW.

Gunawan tewas di tempat sementara istrinya tak tertolong meski telah dibawa ke rumah sakit. Saat itu, Lilis sedang hamil tua. Sementara Aldo, kritis dalam perawatan. 

Sopir kopaja, Budi Wahyono (26), mengaku tak dapat mengerem maksimal. Penyebabnya ada botol air yang mengganjal di pedal rem. 

Akhirnya kopaja itu menyeruduk tiga kendaraan, termasuk motor Gunawan. Polisi menetapkan sopir kopaja itu sebagai tersangka kasus tabrakan maut tersebut.

3. Kecelakaan mahasiswa Binus

Empat mahasiswa dari Universitas Bina Nusantara, Solu Bimelfi, Diah Kusuma, Mohammad Irfan Rizki Putra, dan Sendi Pramadhan, tewas dalam kecelakaan di kilometer 8,2 Tol Jagorawi arah Bogor, Jawa Barat, Sabtu 14 November 2015.

Mereka tewas terbakar bersama mobil Ford Fiesta B 512D BD lantaran menabrak truk Mitsubishi Fuso B 9351 FH, yang turut terbakar, di lajur satu. Keempatnya sedang dalam perjalanan menuju kawasan Puncak, Bogor.

Polisi belum dapat menyimpulkan apakah kecelakaan disebabkan faktor mengantuk, human error, atau lainnya. Namun, penyebab Ford Fiesta itu terbakar diduga karena benturan keras dengan bagian belakang truk.

4. Lamborghini Vs Motor

Lamborghini bernomor polisi B 8 RBY, nyaris membawa petaka bagi Endah Suprapti, pengendara motor B 6298 SWI. Endah diseruduk mobil super kencang itu di Jalan Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara, 6 September 2015. Korban selamat meski mengalami koma di rumah sakit.

Polisi menduga, sang pengemudi, Roby, tidak hati-hati dalam berkendara dan memacu dengan kecepatan 90-100 kilometer per jam. 

Setelah menabrak motor, Lamborghini itu menabrak tiang yang menyebabkan bagian depan mobil itu ringsek. Polisi menetapkan Roby sebagai tersangka kasus ini.

5. Metromini Vs KRL

Ulah sopir metromini B 80 Kota-Kalideres dengan nomor polisi B 7060 FD merenggut 18 korban jiwa. 

Dia nekat menerobos palang pintu perlintasan kereta yang mengakibatkan metromini dihantam KRL. Kejadian ini terjadi di pintu perlintasan Tubagus Angke, Tambora, Jakarta Barat, Minggu (6/12/2015).

Metromini nekat menyeberang rel meski pintu perlintasan telah tertutup dan sinyal tanda kereta lewat telah berbunyi. 

Petugas perlintasan dan warga mengaku telah memperingatkan sopir namun tak diindahkan. Padahal, jarak kereta sudah dekat. 

Metromini akhirnya tertabrak dan terseret ratusan meter hampir mendekati peron Stasiun Angke.

Saat itu, para penumpang metromini ada yang terpental, yang mengakibatkan banyak korban tewas. Tak hanya menelan 18 jiwa, kejadian ini melukai enam penumpang lainya. 

Tabrakan tersebut juga sempat mengganggu perjalanan KRL. Sopir dan kernet bus nahas itu termasuk dalam korban tewas. 

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) turun tangan menyelidiki kasus tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com