"Saya porternya Lion Air, sudah kerja dari tahun 2014 di sini," kata S kepada wartawan di Polres Kota Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (2/1/2016).
S mengungkapkan, awal bekerja sebagai porter, dia tiba-tiba disuruh oleh seniornya sesama porter untuk membongkar tas penumpang dan mengambil barang berharga di dalamnya.
S menuturkan awalnya dia menolak ajakan tersebut, namun dirinya malah mendapat ancaman dari seniornya itu.
"Saya kaget, enggak mau ikut-ikutan begitu. Tapi saya diancam mau dipukul, mau digebukin, dibilang sudah ikut saja, kita kan sama-sama kerja," tutur S.
Sekali waktu S mengangkut tas dan koper masuk ke bagasi pesawat, dia diajak masuk oleh seniornya. Di dalam bagasi pesawat, seniornya itu menyuruh dia mengambil barang-barang di sana.
"Saya diajari bagaimana ambil barang di dalam koper, yang enggak digembok sama yang digembok, gimana cara buka gemboknya," tutur S.
Selama S mengikuti teman-temannya mencuri barang penumpang, dia melihat ada yang berkelompok dan ada juga yang beraksi masing-masing.
Di maskapai Lion Air sendiri, menurut S, ada sekitar lima kelompok oknum porter pencuri barang penumpang yang masing-masing kelompok terdiri dari tiga orang.
"Saya kan (kerja) di (Terminal) 1A sama 1C, ada yang tiga orang, ada yang sendiri mainnya," ujar S.
Kasus ini masih ditangani Polres Kota Bandara Soekarno-Hatta. Polisi masih mengejar otak atau pimpinan dari oknum porter yang sering mencuri barang penumpang.
Kompas.com juga masih berupaya menghubungi pihak Lion Air soal terungkapnya kasus ini. Namun, hingga kini pihak manajemen maskapai tersebut masih belum bisa dihubungi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.