Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarif BKTB Jadi Rp 3.500, Penumpang Bisa Menghemat Ongkos

Kompas.com - 04/01/2016, 12:02 WIB
Dian Ardiahanni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penurunan tarif bus kota terintegrasi bus transjakarta (BKTB) menjadi Rp 3.500 dari Rp 6.000 ditanggapi positif sejumlah penumpang.

"Sangat bagus, tarifnya sekarang jadi lebih terjangkau," ujar penumpang BKTB, Hendri (53), Senin (4/1/2016).

Bagi Hendri, penurunan tarif ini bisa menghemat ongkos menuju lokasi kerjanya di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK). (Baca: Kabar Gembira, Mulai Senin Tarif Bus Transjakarta ke PIK Turun Jadi Rp 3.500!)

Hendri juga berharap agar unit BKTB terus dipelihara sehingga penumpang pun menjadi nyaman. Selama ini, menurut Hendri, BKTB maupun bus transjakarta seolah kurang terawat.

"Ya semestinya bisa dipelihara terus busnya ini. Kalau enggak dirawat sejak dini kan sayang, nanti beli bus baru dan keluar anggaran lagi, boros," ujar Hendri.

Tak hanya Hendri, penurunan tarif ini pun disambut baik penumpang BKTB lainnya, yakni Arimbi (26).

Ia menilai tarif baru ini bisa menjangkau semua kalangan masyarakat. "Membantu sekali, terutama bagi masyarakat kecil ya, ongkos saya kerja juga jadi lebih ringan," ucap Arimbi.

Ia juga menilai lebih tepat jika BKTB menggunakan bus sedang seperti kopaja dibandingkan dengan bus rapid transit berukuran single.

"Lebih nyaman pakai bus feeder ini karena kecil jadi penumpang pun enggak terlalu banyak. Lebih sedikit lebih nyaman," kata dia.

Ke depannya, Arimbi berharap, pihak Transjakarta bisa menambah unit BKTB yang beroperasi sehingga penumpang tidak menungggu terlalu lama.

"Semoga busnya diperbanyak. Soalnya tadi saya nunggu agak lama juga, ada 30 menit," ujar dia.

Pantauan Kompas.com, tidak ada perbedaan tarif jika menumpang BKTB dari halte Monas ataupun PIK. (Baca: Ahok Tetapkan Tarif Rp 3.500 Semua Angkutan yang Dikelola Pemprov DKI)

Tarif yang diberlakukan tetap sama, yakni Rp 3.500. Selain itu, bus feeder yang dioperasikan sebagai BKTB ini berukuran sedang dengan 20 kursi.

Ruang bagi penumpang yang berdiri pun tidak terlalu lebar, seperti di bus single BRT.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com