Menurut Basuki, tidak semua wali kota berkinerja baik meskipun pada perombakan massal, Jumat (8/1/2016) lalu, tak satu pun wali kota yang dirombak maupun dijadikan staf.
"Wali kota juga enggak bagus-bagus banget kerjanya. Ada beberapa wali kota yang payah, kerjanya cuma ngeles gitu lho," kata Basuki di Balai Kota, Senin (11/1/2016).
Tak hanya wali kota, ada camat yang juga berkinerja tidak baik. Basuki pun memberi contoh sebuah kasus.
Di dalam salah satu kecamatan, ada sebanyak tujuh kelurahan. Dua kelurahan itu lingkungannya bersih. Namun, kelurahan lainnya, lingkungannya tidak bersih.
Seharusnya, lanjut dia, camat bisa membedakan mana saja kelurahannya yang termasuk bersih dan kotor.
"Kalau camatnya mau kerja, ya panggil saja lurahnya. Terus ditanyain, 'Lo masih mau jadi lurah enggak?'. Tetapi, itu susah juga karena masih banyak (camat) yang belain (lurah) melulu," kata Basuki.
Basuki memberi kewenangan kepada wali kota maupun camat untuk memutasi lurah dan anak-anak buahnya. Ketika ada lurah yang berkinerja tidak baik, seharusnya lurah itu sudah bisa dipecat, tetapi justru dipindah ke pemerintah kota lain.
"Mungkin ada setoran atau hubungan pribadi, saya enggak tahu. Padahal, kalau karakter (pegawai) malas ya malas saja, (pegawai) yang malas-malas itu mah mesti dipecat," kata Basuki.
Karena itu, ia mengatakan bakal memecat camat yang kebersihan tiap kelurahannya tidak merata. Jika wilayahnya masih tidak baik, Basuki menengarai wali kota berupaya melindungi bawahannya.
"Wali kota saya anggap menyembunyikan ada sesuatu, ya sudah saya pecat wali kota-nya. Makin ke sini, makin enggak ada pilihan. Pecat, pecat, pecat, saja sudah," kata Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.